Penikahan adat jawa tekesan ribet, ya, hihihi, tetapi seribet-ribenya prosesi pernikahan adat jawa, daku selalu menikmati proses demi proses, tidak jarang aku ikut terhanyut suasana sampai berkaca-kaca. Saking sakralnya prosesi demi prosesi ini, upacara panggih tidak boleh diselingi dengan apapun, termasuk mengedarkan hidangan. Baru saat pengantin mulai melakukan prosesi di pelaminan, snack hidangan boleh dibagikan.
Baca Juga: Upacara Panggih Pengantin Jawa dan Filosofinya
Setelah melalui Sindur Binayung, pengantin diarak ke pelaminan oleh ayah pengantin putri, untuk kemudian melalui serangkaian prosesi di atas pelaminan Adapun prosesi pernikahan adat jawa ala Salatiga lebih mengadopsi adat Kraton Surakarta.
Timbangan (Pangkon)
Sebelum pengantin putri dan putra dipersilahkan duduk di pelaminan, terlebih dahulu pengantin putri dan putra seolah dipangku oleh Ayah pengantin putri, satu di samping kanan, satunya di samping kiri.
Timbangan ini bermakna bahwa pengantin putra dan pengantin putri seimbang, dalam arti, keduanya akan diperlakukan sebagai anak oleh ayah pengantin putri dengan adil dan seimbang. Melambangkan bahwa ayah tidak boleh berat sebelah terhadap anak kandung maupun menantunya.
Tanem (Tandur)
Tanem atau disebut juga dengan tandur, ditandai dengan prosesi ayah mendudukkan pengantin putra dan pengantin putri di kursi pengantin. Merupakan prosesi ‘wisuda’, bahwasanya ayah pegantin putri telah merestui keduanya. Artinya, sang ayah telah ‘menanam’ kedua mempelai ke dalam dunia kehidupan yang baru. Selamat menempuh hidup baru, Dear…
Kacar-Kucur (Tampa Kaya)
Kacar-kucur/ tampa kaya adalah prosesi menuangkan barang-barang yang telah disiapkan sebelumnya oleh pengantin putra ke pangkuan pengantin putri. Dulu jaman aku menikah, kaca-kucurnya berisi beras putih yang telah dicampur dengan parutan kunyit dan uang receh. Hal ini bemakna bahwa pengantin putra siap lahir batin untuk menafkahi pengantin putri, baik berupa makanan pokok, bumbu maupun uang.
Prosesi Kacar-kucur Pernikahan Adat Jawa
Dahar Kembul/ Dahar Walimah
Dahar kembul atau dahar walimah merupakan prosesi pengantin puta dan pengantin putri saling menyuapi, baik dengan makanan maupun dengan minuman. Makanan yang disuap tergantung pada apakah prosesi menggunakan tumpeng atau kue pengantin. Emak K dulu pakai kue pengantin. :p

Prosesi dahar kembul bermakna bahwa kedua belah pihak, baik pengantin putri maupun pengantin puta harus bekerja sama, saling melayani.
Sungkeman
Prosesi ini merupakan prosesi paling mellow. Hiks-hiks. Pengantin putra dan pengantin puti sungkem kepada orang tua mempelai. Pertama sungkem kepada orang tua pengantin puti terlebih dahulu, baru kemudian sungkep kepada orang tua mempelai putra.
Saat posesi sungkeman ini, pemaes akan mengambil keris yang disematkan di stagen pengantin putra. Kerisnya baru akan dikembalikan di saat prosesi sungkeman selesai. Maknanya,kedua pengantin bersimpuh dan meminta doa restu kepada orang tua. Pengantin tetap haus berbakti kepada kedua orang tua meskipun sudh menikah. Adapun makna pengambilan keris tersebut adalah bahwa sebesar apapun pangkat, kekayaan anak tidak boleh ditampakkan di hadapan orang tua.
Aku juga baru ngeti saat riset euy, kukira agar tidak mengganggu pengantin pria saat jongkok aja. Eh.
Sudah selesai? Iya, khusus upacara di pelaminan sudah selesai, masih ada acara setelah pesta pernikahan. Banyak, ya, insyaAllah akan kulanjutkan lagi nanti, sembari kilas balik kisah-kisah saat menikah.