Sebagai blogger atau pegiat sosial media, menulis akan menjadi aktifitas yang menyenangkan. Adakalanya kesenangan itu diperoleh dari bayaran kontan kala lainnya berbentuk kreditan. Entah berupa uang atau perhatian. Keduanya sama-sama menyenangkan.
Bagi sebagian orang, menulis status panjang di Facebook terasa sangat mudah dan menyenangkan. Hal ini seringkali terjadi dikarenakan adanya motif bayaran kontan dari pengguna lain yang berupa perhatian dalam bentuk like maupun komentar. Sama halnya dengan seorang blogger yang merasa sangat senang menulis artikel panjang-lebar ketika mendapat job-review.
Aku sendiri mencoba mengamati pola menulis istriku, Widut. Ia tampaknya menggunakan kedua pola tersebut untuk mempercepat penulisan artikel. Dia akan sangat enjoy menulis artikel panjang lebar jika mendapat orderan dari agensi dan menulis status yang juga lumayan panjang untuk mencari perhatian. Update blog? Sebulan sekali sudah bagus kalau tidak ada orderan untuk menulis.
Tampaknya aku sendiri juga begitu. Aku lebih semangat mengerjakan proyek yang model beli putus tanpa visi yang jelas. Diri ini rasanya sangat berat diajak untuk membuat proyek jangka panjang dengan visi jelas yang sebetulnya bisa menambah provit berkali lipat dari provit jual putus. Rasa-rasanya aku ini masuk ke dalam kelompok umat kontan.
Berbeda dengan temanku. Ia rajin menulis di blog bukan karena provit dan bukan pula untuk mencari perhatian apalagi ingin terkenal. Ia menulis hanya untuk menyalurkan hobinya. Masalah ada yang membaca artikelnya atau tidak rasanya bukan menjadi soal utama bagi dia. Jangankan menarget artikelnya bisa menempati posisi page-one SERP mesin pencari, mengenal istilah SEO saja rasanya tidak.
Benar saja apa yang dikatakan orang-orang. “Tulisan itu suatu hari pasti akan menemukan jodohnya”. Meskipun tanpa repot-repot menggunakan teknik SEO yang cespleng, artikel temanku itu memiliki peminat yang banyak dengan nilai keterbacaan yang tinggi. Artikel yang dibuat dengan penuh cinta, bukan karena ingin mendapatkan balasan kontan itu ternyata bisa menembus persaingan ketat yang dipenuhi oleh master-master SEO.
Pengen tahu siapa temanku itu? Jangan! “Ora kabeh-kabeh kowe kudu ngerti”. 😀