Memasuki waktu bagian kondangan niiihh.. Dompet aman semua? canda dompeet.
Yap, inilah salah satu meme yang sering berseliweran saat musim kondangan tiba. Selain menghadiri kondangan atau pernikahan yang lebih banyak dari biasanya. Saat musim nikahan seperti di bulan Syawal, Muharram, Maulid atau Dhulhijah. Penduduk desa juga terlihat lebih sibuk dari biasanya.
REWANG
Inilah sebutan untuk kegiatan membantu acara pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat di dusun Darungan desa Babadan Kecamatan Wlingi kabupaten Blitar, Jawa Timur. Bahkan kegiatan ini memiliki jargon tersendiri
“Sing manten siji, sing duwe acara sak kampong” – yang menikah satu, yang punya hajatan satu kampung
Tentu hal ini bukanlah isapan jempol belaka. Karena fakta dilapangan, saat ada pernikahan hampir seluruh masyarakat bergantian untuk ikut rewang ke rumah pemilik acara. Bahkan tradisi rewang ini ada yang sudah dimulai sejak H-30 acara loh.
Lha ngapain aja kok lama bener? WiFian pake IndiHome!
Ya engga salah juga sih. Banyak kegiatan yang sudah harus dicicil sedikit demi sedikit. Supaya saat mendekati hari H lebih cepat dan mudah. Supaya makin betah, dirumah pemilik hajatan juga menyediakan Wifi pake Internetnya Indonesia, yaitu IndiHome yang cepat dan anti lelet.
Peran Perempuan dalam Rewang
Dominasi kegiatan rewang dilakukan oleh perempuan. Banyak kegiatan yang membutuhkan ketelatenan seperti memasak, membuat kue, membungkus snack, menyiapkan ini, itu dan masih banyak lagi. Selain itu, dominasi ini disebabkan karena perempuan di dusun Darungan umumnya melakukan kegiatan yang bersifat domestik sehingga lebih fleksibel untuk ikut rewang dibanding laki-laki. Perempuan ini juga membawa anak. Kalau sudah tidak kondusif, produk dari Telkom Indonesia, IndiHome adalah penyelamat agar anak bisa lebih tenang dan para ibu bisa membantu lebih lama.

Pada saat rewang segala jenis urusan perdapuran sebenarnya ada yang memimimpin yakni juru masak. Di desa Darungan terdapat mbah Leginem yang selalu dipanggil apabila “duwe gawe” untuk mengatur segal jenis makanan. Mengatur step by step syarat adat jawa yang kental agar tetap sesuai sehingga menghindarkan dari kemaslahatan dan nasib buruk saat acara berlangsung. Mbah Leginem juga yang mengatur peletakan dan jenis sajen yang harus ada sampai berakhirnya acara.

Rewang tidak hanya datang untuk membantu menyiapkan. Beberapa orang datang dengan membawa perlengkapan dapur untuk membantu meringankan proses memasak. Perlengkapan dapur yang dimaksud seperti panci berukuran jumbo, wajan jumbo, cetakan kue, sendok sayur, sutil, pisau hingga peeler. Ada pula yang menawarkan set piringnya untuk digunakan sebagai tambahan alat makan saat jamuan berlangsung. Dan jika ada yang masih kurang, pemilik rumah akan menghubungi tempat persewaan gerabah. Manfaat internet IndiHome membuat banyak persewaan gerabah dapat dijangkau dengan lebih mudah. Tanpa keluar rumah, tinggal telepon maka barang yang diperlukan akan segera datang. Kalau dulu, harus mencari secara mandiri mengelilingi desa bahkan antar kecamatan.
Kegiatan ini berlangsung dengan guyub dan rukun. Meskipun terlihat tanpa perencanaan, namun tiap orang telah memiliki jobdesk masing-masing. Tanpa terucap namun terlihat bagaimana tiap orang melakukan kegiatan masing-masing dengan penuh tanggung jawab. Setiap ada yang pos yang kosong, maka ada pihak lain yang dengan cekatan mengisi kekosongan itu. Kerja sama yang baik mengandalkan intuisi dan rasa saling percaya satu sama lainnya.

Saat acara berlangsung, para perempuan akan membagi tugas secara tidak langsung. Bagi perempuan yang berusia cukup senja, biasanya mengambil pos di belakang alias dapur untuk menyiapkan konsumsi yang akan disajikan. Sedangkan perempuan yang berusia lebih muda akan berada didepan untuk menjamu tamu.
Peran Laki-laki dalam Rewang
Memang dominasi rewang dilakukan oleh perempuan. Namun bukan berarti pihak laki-laki tidak berperan sama sekali. Biasanya, H-3 mulai mendirikan terop di tempat tuan rumah. Bagian para laki-laki ini adalah membantu mendirikan terop, mengatur sound system dan membongkar atau menebang pohon yang menghalangi tempat acara. Cek sound yang biasanya harus menggunakan cd player dan kaset yang ribet, saat ini hanya perlu mencolokkan smartphone ke sound dan menyalakan lagu dari Youtube dengan konektivitas internet tanpa batas dari IndiHome.
Pada H-1 acara, para laki-laki memiliki tugas penting untuk menyusun kembar mayang yang terbuat dari janur dan beberapa tanaman. Janur dibentuk secara manual. Kembar mayang sendiri merupakan sebuah pengikat penganten yang dipercaya dapa menjaga kelanggengan suami istri.

Menurut kompas.com, kembar mayang adalah dua rangkaian bunga yang memiliki kesamaan bentuk, isi dan wujudnya. Kembar mayang diwujudkan dalam bentuk gunungan. Daun kelapa muda atau janur akan dibuat menjadi beragam bentuk yang menyerupai keris, burung, bunga, ular dan kincir.
Masing-masing bentuk memiliki filosofi tersendiri. Yang boleh membuat, memegang dan mengantarkan kembar mayang ini ke pelaminan adalah laki-laki. Sehingga di Darungan sendiri tiap laki-laki asli Darungan akan diajarkan skill ini secara turun temurun.
Pada hari H acara dilaksanakan, laki-laki akan bertugas sebagai “pekerja kasar” alias yang melakukan pekerjaan berat. Pekerjaan tersebut antara lain, mengantar makanan ke meja prasmanan, mengantar makanan dan minum ke meja tamu, mengambil piring dan gelas kotor untuk dibawa ke belakang dan mencuci piring. Saat hari H, perempuan dilarang mencuci piring sehingga pekerjaan tersebut diambil alih sepenuhnya oleh pihak laki-laki.


Mempertahankan Adat Rewang Di Zaman Serba Instan
Pada jaman modern yang serba praktis ini, mempertahankan adat yang dianggap rumit adalah sebuah tantangan tersendiri. Namun sebagai masyarakat sosial yang masih berada disuku yang seragam membuat hal ini sebagai ajang memperkuat tali silaturrahmi. Sekalipun pada saat ini banyak katering yang memudahkan sehingga tidak perlu rewang, namun para tetangga dengan yakin dan mantap menyatakan kesediaan dan kesanggupanya untuk membantu supaya pengeluaran pihak yang mengadakan hajatan dapat ditekan.

Ditengah sikap individualisme yang semakin terasa karena adanya internet. Membuat adanya istilah “menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh”. Namun rasa saling memiliki dan menjaga membuat tradisi rewang masih terjaga hingga saat ini. Bahkan Internet yang cepat seperti IndiHome mampu menjadi magnet untuk semakin mendekatkan yang dekat dan mendukung aktivitas tanpa batas. Menggunakan internet bersama sambil berbincang riang dengan teman dan kerabat tanpa mengesampingkan kesakralan acara.