Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang mempunyai banyak sekali manfaat untuk tubuh. Kita harus membersihkan sayuran dan buah-buahan dari bahan pengawet. Kandungan nutrisinya yang begitu melimpah menjadikan buah dan sayur sebagai bahan pangan yang sangat penting untuk dikonsumsi. Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang banyak digunakan untuk memasak, baik itu untuk diri sendiri ataupun dijual. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat memilih buah dan sayur yang baik. Salah satunya adalah apakah buah dan sayur tersebut mengandung pengawet berbahaya atau tidak supaya tidak berdampak buruk bagi kesehatan.
Lalu, bagaimana caranya kita dapat tahu kalau buah dan sayur tersebut mengandung pengawet? Dalam artikel ini, akan kita bahas beberapa hal seputar pengawet pada buah dan sayur.
Bahaya Bahan Pengawet
Seperti yang telah diketahui, tujuan utama pemberian pengawet pada suatu produk adalah agar produk tersebut dapat bertahan lebih lama. Ada berbagai macam pengawet yang dapat digunakan pada buah dan sayur. Perlu diketahui bahwa tidak semua pengawet itu berbahaya karena beberapa berasal dari bahan yang aman seperti pengawet alami. Ada beberapa pengawet sintetis yang telah terdaftar di BPOM sehingga tergolong aman jika dikonsumsi dalam batas wajar. Akan tetapi, ada beberapa orang yang menyalahgunakan bahan kimia berbahaya seperti formalin untuk digunakan sebagai pengawet makanan. Padahal, dengan digunakannya bahan kimia berbahaya itu sebagai pengawet dapat menimbulkan gangguan Kesehatan pada orang yang mengonsumi.
Dilansir dari halosehat.com, berikut adalah beberapa dampak yang dapat terjadi apabila mengonsumsi pengawet berbahaya yaitu berupa gangguan kesehatan jangka pendek dan gangguan kesehatan jangka panjang. Gangguan kesehatan jangka pendek yang dapat terjadi diantaranya ada diare, rasa terbakar di tenggorokan, mual dan muntah, sakit kepala, kesulitan bernafas, iritasi kulit, infeksi sistem pernafasan, dan kekurangan vitamin B1. Sedangkan, gangguan kesehatan jangka panjang yang mungkin terjadi yaitu kerusakan jantung, kerusakan ginjal, penyakit leukimia, penyakit diabetes, dan kanker otak.
Sebagian dari anda mungkin akan ketakutan dengan melihat dampak-dampak yang bisa timbul apabila mengonsumsi pengawet. Berdasarkan laman web hellosehat.com, terdapat Peraturan Kepala BPOM No. 36 Tahun 2013 yang mengatur jumlah asupan harian untuk bahan pengawet atau acceptable daily intake (ADI).
Cara Mengetahui Kandungan Bahan Pengawet
Sebelumnya kita sudah bahas mengenai dampak apa saja yang dapat ditimbulkan apabila mengonsumsi pengawet berbahaya. Nah, sekarang mari kita bahas mengenai cara-cara yang dapat kita lakukan untuk bisa mengetahui bahwa buah dan sayur yang kita beli ditambahkan pengawet atau tidak.
Pertama, buah dan sayur seharusnya tidak dapat bertahan di waktu yang sangat lama tanpa dimasukkan di lemari pendingin. Apabila sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah dipanen masih terlihat seperti sedia kala atau masih sangat segar dengan kulit buahnya masih kencang maka bisa jadi buah dan sayur tersebut diberi pengawet.
Kedua, anda dapat mengecek bau buah dan sayur tersebut. Apabila saat anda cium berbau menyengat yang bukan khas buah dan sayur maka patut diwaspadai bisa jadi buah dan sayur tersebut ditambahkan bahan kimia.
Cara Menghilangkan Bahan Pengawet
Ada beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk dapat meminimalisir kandungan pengawet yang menempel di buah dan sayur yang anda beli. Pertama, anda dapat mencucinya menggunakan sabun cuci khusus food grade. Kenapa tidak menggunakan sabun cuci biasa? Hal ini karena sabun cuci biasa dapat menempel pada permukaan buah dan sayur yang mana akan berbahaya apabila terkonsumsi. Oleh karena itu, kita menggunakan sabun cuci khusus food grade.
Kedua, anda dapat merendamnya dalam air panas sehingga kadar bahan kimia yang menempel pada buah dan sayur tersebut akan berkurang. Anda juga dapat memastikan untuk membilasnya dengan air yang mengalir supaya bahan kimia yang telat lepas tidak menempel kembali .
Ketiga, anda dapat merebusnya terlebih dahulu. Merebus dengan suhu yang tinggi dapat menjadi salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kadar bahan kimia yang ada.