Selera makan si K sulit ditebak. Kadang ia sangat susah ketika disuapi makan, kadang gampang sekali makan apa saja yang disuapkan padanya. Hal ini membuat tubuhnya tampak kurus dan sering direkomendasikan untuk memberinya tambahan susu formula atau vitamin. Tapi, aku belum merasa perlu memberikannya jika yang dijadikan ukuran sehatnya anak adalah gemuk atau kurusnya badan.
Beberapa waktu yang lalu, si K diberi agar-agar oleh seorang kerabat. Malam itu, si K tampak menikmati agar-agar itu sehingga ia menangis ketika agar-agar itu habis. Ia terus merengek meminta agar-agar lagi namun, karena sudah malam dan warung pada tutup, permintaannya tidak bisa dituruti. Sebisa mungkin aku mencoba mengalihkan perhatiannya pada hal lain.
Esok hari ketika berbelanja kebutuhan di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Salatiga, kulihat Widut, Istriku mengambil sebungkus agar-agar merk Inaco dan memasukkan ke dalam keranjang belanja. Aku membiarkan saja karena berpikir si K suka. Sulit makan nasi biarlah ia makan agar-agar, pikirku.
Malam hari, ketika bersantai, aku mulai memberikan agar-agar itu pada si K. Ia tampak lahap memakannya. Ia pun terus meminta tambah lagi ketika agar-agar yang kuberikan sudah habis. Ketika sudah kurasa cukup banyak ia habiskan agar-agar itu aku pun tidak membolehkannya nemakannya lagi namun, ia merengek terus hingga akhirnya kubukakan sebungkus lagi dan kubilang padanya bahwa itu yang terakhir sambil memberi isyarat pada Widut untuk menyembunyikan sisa agar-agar lainnya. Sambil membuka bungkus agar-agar, aku memikirkan trik untuk mengalihkan perhatiannya setelah agar-agar terakhir habis dimakan.
Aku sangat selektif memberikan makanan ataupun minuman pada si K. Kebiasaan teliti dalam menulis kode membuatku teliti juga dalam hal memberi makanan dan minuman padanya sehingga pengaruh darinya juga bisa ditangkap dengan teliti. Ketika orang-orang bilang si K demam karena hujan-hujan atau minum es, aku berpendapat beda. Memang hujan-hujan dan es bisa menjadi faktor tapi sering kali sangat rendah. Bagaimana aku bisa yakin dengan pendapatku? Aku sering mendaftar beberapa kemungkinan yang menyebabkan si K sakit. Kemungkinan itu kemudian aku ajukan pada pihak medis yang memeriksa si K. Dari hasil diskusi itu aku membuat semacam daftar urutan faktor dari yang tertinggi sampai terendah. Dengan daftar itu, aku berharap bisa memetakan zona aman ataupun bahaya untuk si K.
Hari itu, konsumsi agar-agar si K terus berlanjut. Melihat ia dengan lahap makan agar-agar, aku berniat membelikannya lagi dalam jumlah yang banyak. Namun, niat itu aku urungkan ketika melihat malam harinya, si K batuk. Pada saat itu aku belum sepenuhnya yakin kalau penyebab batuknya karena makan agar-agar. Aku tidak memberitahu Widut dan tetap membiarkan si K makan agar-agar lagi keesokan harinya.
Ketika malam hari, batuk si K tampak semakin parah hingga ia sulit tidur. Melihat hal itu, aku memberi isyarat pada Widut untuk berhenti memberikan agar-agar pada si K. Aku pun kemudian memakan agar-agar itu agar cepat habis. Tapi ternyata malah aku ikut-ikutan batuk. Aku pun menyimpulkan dengan yakin kalau agar-agar merk Inaco yang kami konsumsi itu menjadi penyebab batuk yang kami alami.
Dugaanku adalah: penyebab batuk pada si K lebih karena pada kuantitas agar-agar yang di makan si K melebihi batas anjuran. Sedangkan yang terjadi padaku karena memang aku alergi pada salah satu zat pada agar-agar tersebut.
Note: cerita ini ditulis bukan untuk menyerang perusahaan yang memproduksi agar-agar dengan merk Inaco. Sesuai pemantauanku, banyak anak tetangga atau kerabat yang mengonsumsi Inaco tapi tidak batuk. Catatan ini ditulis hanya sebagai pengingat saja jika dikemudian hari terjadi hal yang sama pada si K atau aku sendiri maka perlu kehati-hatian yang lebih dalam mengonsusmsi produk sejenis