Hari ini, melalui rubrik Nusagatizen, aku ingin membahas sedikit tentang pengaruh negatif sosial media terhadap manusia. Ide pembahasan ini terinspirasi dari artikel yang dipublikasikan pada Guardian hari ini.
Kita semua tahu bahwasannya sosial media memiliki pengaruh positif maupun negatif. Salah satu sisi positif misalnya menjadikan kita lebih mudah stalking timeline mantan mendapat informasi di berbagai belahan dunia secara real-time. Sedangkan salah satu sisi negatifnya adalah kerentanan kita mendapat informasi yang tidak valid atau berupa hoax.
Pengaruh Negatif Sosial Media
Media sosial sering digunakan untuk menyebarkan propaganda oleh orang-orang yang memiliki kepentingan tertentu. Di Indonesia, propaganda tersebut paling banyak digunakan untuk berebut kekuasaan melalui serangkaian langkah metodis yang ditentukan oleh sekelompok buzzer. Ada juga yang menggunakan sosial media untuk menyerukan kebencian kepada suatu kelompok maupun individu. Aksi boikot produk maupun perusahaan juga sering dikampanyekan melalui sosial media.
Pola komunikasi sosial media dirancang untuk menjembatani interaksi sosial dengan orang-orang yang terbentang jarak. Tak jarang, pola komunikasi ini menyebabkan munculnya sekelompok orang yang secara bersama-sama merasa kesepian (alone-together). Hal ini disebabkan karena ada kesenjangan komunikasi pengguna di dunia nyata sehingga melampiaskan keluh kesahnya di sosial media. Karena memang secara naluri manusia suka berkumpul dengan orang yang memiliki kemiripan/kesamaan nasib sehingga komunitas pengguna alone-together terbentuk.
Kebebasan pengguna sosial media dalam mengekspresikan dirinya berpotensi menyebabkan kecemburuan sosial oleh sebagian pengguna yang lain. Hal ini disebabkan oleh bervareasinya pengetahuan, pengalaman, pendidikan, serta pendapatan pengguna. Namun, yang jauh lebih mempengaruhi kecemburuan sosial adalah tidak meratanya pembangunan di Indonesia. Antara pengguna yang satu dengan yang lain saling membanding-bandingkan daerah asalnya dengan daerah asal pengguna lain dapat memicu kecemburuan sosial dan kerentanan sosial.
Lemahnya kontrol perusahaan sosial media dalam menyaring iklan juga berdampak negatif bagi manusia. Misalnya iklan yang secara terang-terangan menyerang suatu kelompok/indivisu/produk/perusahaan (offensive ads) atau iklan yang berisi deceptive-content seperti penggunaan gambar tombol download palsu, gambar iklan tidak sesuai yang diiklankan, dll juga merugikan pengguna lain.
Adanya fitur private chat pada sosial media juga menimbulkan dampak negatif. Seseorang bisa saja tampak agamis ketika muncul di publik tapi menjadi berotak mesum ketika melakukan private chat. Ada kalanya seseorang mengomentari foto wanita di sosial media sebagai dosa jariyah. Namun dibalik itu, ia menyimpan foto wanita itu dan mengajaknya kenalan melalui privat chat. Hal ini terjadi karena merasa aman tanpa diketahui siapa-siapa apa yang dibicarakan melalui chat.
Bagaimana pun juga, semua itu tergantung penggunanya masing-masing. Selam penggunanya berkenan sadar diri untuk sadar sosial maka potensi pengaruh negatif dari sosial media bisa diminimalisir. Bukankah begitu, sayangku? ????