Medio 2021, saat si K menumpahkan air di laptop menjadi titik kami memutuskan untuk membeli tv. Saat memilih tv di toko elektronik, kami hanya tahu jika tv yang kami beli bisa digunakan sebagai tv digital tanpa tahu cara mengetahui tv digital atau analog. Pengalaman menggunakan tv digital ini bukan di daerah yang pemancar tv analognya bagus, di daerah kami, untuk mendapatkan sinyal tv analog harus menggunakan tiang sampai 10 meter. Kebayang enggak tuh tingginya?
Pertimbangan Memilih TV
Pertimbangan kami memilih tv enggak ribet; tv yang bisa connect wifi. Pertimbangan ini karena kami ingin mengalihkan jam nonton anak-anak menggunakan hp menjadi jam nonton menggunakan tv, sehingga lebih aman untuk kesehatan mata.
Kami mengunjungi toko elektronik di kota Salatiga. Memilih satu demi satu, menanyakan kepada pramuniaganya apa plus dan minusnya. Awalnya, kami tertarik dengan Android TV karena bisa diinstall dengan game Android seperti yang dimainkan oleh si K. Namun, setelah dicoba, ternyata game Android seperti Roblox tidak bisa diinstall di TV Android tersebut.
Urung memilih TV Android, kami kembali ke tujuan awal beli TV; untuk kebutuhan hiburan nonton. Tidak lebih. Sehingga pilihan mengerucut ke TV dengan kualitas bagus, harga sesuai kantong dan ukuran sesuai dengan ukuran ideal nonton versi keluarga kami; 32 inch.
Pilihan kami jatuh ke TV digital Samsung 32 inch. Kami sudah menggunakan IndiHome untuk bekerja dengan kuota FUP 500GB sehingga enggak kepikiran untuk memakai antena digital. Dua bulan menggunakan tv, kami baru terbesit untuk membeli antena digital.
Memasang Antena Digital, Tidak Berekspektasi Lebih
Tinggal di daerah Salatiga yang terkenal harus memasang antena tinggi, kami tidak berekspektasi lebih dengan keberadaan TV Digital. Bahkan kami bersiap diri jika TV Digital tidak menjangkau rumah.
