Menjadi salah satu staff karyawan bank BCA tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Tiar membagikan pengalaman magang bakti BCA tahun 2016, iklim kerja yang menyenangkan membuatnya masih bertahan hingga kini. Selain karena namanya yang sudah besar, bank BCA memiliki iklim kerja yang terkenal ramah pada customer maupun karyawannya. Membuat para karyawan betah dan semakin giat bekerja untuk terus mendukung bank BCA menjadi lebih baik lagi. Menjadi staff BCA saat ini tentu tidak melewatkan program magang bakti yang pernah diikuti.
Pramagang Bakti BCA
Seperti halnya fresh graduate lainnya, di tahun 2016 saat selesai diwisuda di salah satu perguruan tinggi di Malang. Tiar mencari kerja dengan mendatangi berbagai job fair. Di salah satu jobfair, terlihat booth BCA yang turut ikut meramaikan deretan pencari kerja yang lain. Dengan antusias Tiar juga memasukkan surat lamaran kerja beserta kelengkapannya yang lain ke booth BCA. Saat itu tentu tidak hanya BCA saja yang dimasuki surat lamaran kerja, tak terhitung jumlah surat lamaran kerja yang ia letakkan pada berbagai booth.
Panggilan tes kerja BCA ini sebenarnya tidak langsung datang begitu saja. Perlu waktu yang cukup lama hingga akhirnya Tiar dipanggil untuk tes. Jeda waktu hingga Tiar dipanggil tes cukup jauh dari saat ia meletakkan surat lamaran pekerjaan di booth BCA. Bahkan Tiar sudah bekerja di bank lain selama beberapa waktu, hingga akhirnya memilih untuk resign. Saat panggilan tes itu datang, Tiar tidak ragu untuk mengikutinya meskipun Tiar harus tes di kota paling ujung timur pulau Jawa, Banyuwangi.
Setelah tes di Banyuwangi ternyata saat itu ia tidak diterima karena tidak ada posisi yang kosong. Namun pihak BCA justru memberinya pilihan untuk memilih antara kota Malang dan Jember. Tiar memilih Jember. Penempatan pertamanya yakni di Ambulu kabupaten Jember.
Magang Bakti BCA
Diterimanya Tiar di BCA merupakan awal program magang bakti ini berlangsung. Sebelum penempatan, Tiar dikirim ke Surabaya untuk melakukan training pengembangan wawasan dan ketrampilan perbankan. Ia melakukan training awal ini selama 1 bulan. Setelah training, ia tidak serta merta langsung berada di lokasi penempatan. Ia dikirim ke Kantor Cabang Utama (KCU) untuk belajar lagi mengenai perbankan dengahn situasi yang lebih nyata, tidak hanya pretend play seperti saat training. Di KCU ini, Tiar banyak dibimbing oleh staff yang ada disana hingga ia siap dikirim ke Kantor Cabang Pembantu (KCP).
Sebelum bekerja tentu Tiar juga menandatangani kontrak kerja magang di BCA. Untuk waktu teken kontrak Tiar lupa, namun dari isi kontrak itu yang paling ia ingat adalah dilarang mengajukan cuti selama tahun pertama magang. Cuti baru bisa dilakukan setelah 1 tahun magang di BCA. Itupun dengan syarat tertentu. selain cuti, yang paling diingat oleh Tiar adalah ketentuan menikah. Tiar mengingat betul bahwa tidak ada aturan yang membatasi karyawannya untuk menikah dalam waktu dekat meskipun statusnya baru bekerja. Masa magang bakti yang akan ia jalani yakni selama 2 tahun penuh.
KCP Ambulu menjadi tempat kerja pertamanya di BCA. Di KCP Ambulu, Tiar bertindak sebagai Customer Service (CS) yang melayani berbagai pengaduan customer. Dari bekerja disinilah, Tiar mendapatkan gambaran besar yang berbeda dari hidup dengan melihat berbagai karakter customernya. Salah satunya ia melihat dengan jelas mengenai istilah don’t judge a book by its cover.
Selain bekerja, di BCA rutin diberi tugas untuk dikerjakan sebagai salah satu syarat memperoleh sertifikat yang dilakukan rutin tiap bulan. Tugas ini semacam tes yang harus dikerjakan. Jika tidak dikumpulkan, Tiar akan dikejar-kejar oleh atasannya untuk segera mengumpulkan materi tugasnya. Sikap atasannya ini dianggap Tiar sebagai bentuk memberi semangat supaya ia tidak lalai dalam mengumpulkan tugas karena tugas itu merupakan salah satu bentuk evaluasi pegawai. Tiar juga rutin mendapat jadwal training ke luar kota untuk semakin mengembangkan dirinya. Namun waktu yang dilakukan untuk training tidak lagi selama 1 bulan seperti waktu awal masuk ke BCA.
Gaji magang bakti BCA awal yang diterima Tiar saat pertama masuk tidak mengacu pada UMR kabupaten penempatan kerja. Gaji Tiar ditentukan sendiri oleh BCA dengan besaran yang sama dengan KCP lain seluruh Jawa Timur. Besaran gaji yang diterima Tiar saat itu diatas UMR kabupaten Jember dan mengalami kenaikan gaji ditahun ke 2.
Gaji UMR diberikan oleh BCA kepada staf pembantu seperti OB dan satpam. Menurut Tiar, sistem inilah yang membuatnya betah bekerja di BCA karena besaran gaji yang sama membuat kompetisi untuk penempatan di kantor cabang dengan gaji yang lebih tinggi tidak ada. Bagi karyawan yang ditempatkan di daerahpun merasa tidak dianak tirikan karena perbedaan gaji yang ada. Sehingga Ia pun lebih memilih untuk fokus pada pengembangan kompetensi dirinya alih-alih bersaing sesama rekan kerja. Dilansir dari tipkerja.com, gaji magang bakti BCA melebihi UMP seluruh Indonesia.
Pasca Magang Bakti
Selama menjalani program magang bakti BCA, tentu Tiar juga memiliki harapan untuk dapat menjadi pegawai tetap. Beberapa bulan sebelum magang bakti berakhir, Tiar mengikuti beberapa kali tes pegawai tetap. Hasilnya nihil. Ia belum berhasil diterima sebagai pegawai tetap hingga masa magang baktinya usai. Karena hasil kerjanya yang selalu memuaskan, atasannya merasa bahwa sangat disayangkan jika Tiar harus keluar begitu saja. Tiar mendapat rekomendasi dari atasan tempat bekerjanya, ia dibimbing hingga akhirnya dapat menjadi pegawai tetap meskipun penempatan kerjanya tidak lagi di Ambulu. Tiar mendapat posisi di kantor pusat Jakarta dengan mengikuti tes pegawai secara umum tanpa melalui program magang bakti yang pernah ia lakukan.