Batuk merupakan salah satu kondisi yang sering dialami oleh anak. Batuk akan menyebabkan rasa tidak nyaman di tenggorokan. Anak yang sedang batuk juga akan mengalami masa rewel, tidak mau makan maupun minum bahkan muntah juga bisa terjadi. Biasanya, para orang tua akan segera mencari obat batuk agar batuknya cepat berhenti. Namun apakah penggunaan obat ini telah sesuai? Apakah memberi obat batuk adalah pilihan satu-satunya? Sebenarnya, apa hal yang tepat dilakukan saat anak batuk mengingat kaidah penggunaan obat yang tepat alias RUM (Rational Use of Medicine).
Batuk dan Penyebabnya
Batuk merupakan salah satu respon alami tubuh tuntuk mengeluarkan benda asing dari saluran pernafasan. Batuk sendiri bukan penyakit, namun merupakan salah satu gejala dari suatu penyakit. Penyakit yang dapat menimbulkan batuk biasanya terjadi pada saluran pernafasan. Batuk yang terjadi sesekali merupakan hal yang wajar dan normal sebagai bentuk reaksi tubuh. Namun apabila intensitasnya meningkat tentu akan sangat mengganggu terutama pada anak.

Penyebab batuk tentu bermacam macam, mulai dari tersedak, infeksi bakteri, infeksi virus, alergi dan lain sebagainya. Cara penanganannya pun tentu berbeda tergantung penyebab dan penyakitnya. Batuk yang biasa dialami oleh anak umumnya disertai demam dan pilek. Sedangkan jenis penyakit disertai gejala demam, batuk dan pilek pada anak yang paling sering dialami adalah selesma atau common cold. Selesma atau common cold normal dialami bayi diatas usia 6 bulan dengan intensitas 8-12x dalam setahun.
Cara Merawat Anak Saat Batuk Sesuai Kaidah RUM (Rational Use of Medicine)
Penanganan anak saat batuk tentu harus diketahui dulu penyebabnya supaya terapi pengobatan efektif menyembuhkan. Pada anak dengan batuk pilek secara umum alias selesma atau commond cold, tidak diperlukan obat batuk untuk menghentikannya karena batuk merupakan reflek tubuh untuk mengeluarkan zat asing dalam saluran pernafasan. Perlu diperhatikan asupan air putih yang banyak karena lendir yang ada di tenggorokan akan sangat terasa tidak nyaman. Pemberian air ramuan kencur yang biasa digunakan pada pengobatan tradisional boleh diberikan dengan catatan tidak memaksa. Air madu juga boleh diberikan pada anak diatas usia 12 bulan.
Lendir batuk pada anak umumnya akan dikeluarkan melalui mulut yakni dengan cara muntah dan dari dubur berbarengan dengan berak. Umumnya saat batuk akan disertai perubahan bentuk feses menjadi berlendir hingga terkadang salah menganggapnya sebagai diare. Jika reflek batuk ini segera dihentikan maka saluran nafas bisa jadi belum bersih sepenuhnya.
Batuk selesma tidak membutuhkan terapi antibiotik dan akan sembuh dengan sendirinya. Rentang waktu sampai lendir benar-benar hilang yakni hingga 25 hari. Hal ini sesuai dengan penjelasan dr. Apin di bukunya yang berjudul “Berteman dengan Demam”. Dalam buku tersebut disinggung juga mengenai makanan yang disukai anak namun sering dilarang untuk dikonsumsi saat batuk yakni es krim. Pada buku tersebut dijelaskan bahwa es krim boleh dikonsumsi selama pencetus batuknya bukan alergi dingin, susu ataupun bahan yang terkandung di dalamnya. Saat batuk memang lebih nyaman meminum atau memakan makanan yang hangat, namun jika anak menolak boleh memberinya es krim sebagai alternatif.
Hal yang Perlu Diperhatikan
- Segera bawa ke rumah sakit saat anak mengalami batuk yang disertai darah dan durasinya lebih dari 25 hari
- Terapi antibiotik harus dilakukan sesuai resep dan penanganan dokter. Hindari pembelian dan penggunaan obat tanpa konsultasi terlebih dahulu
- Anak yang batuk sebaiknya diisolasi dari teman sebayanya karena dapat terjadi ping pong penyakit saat bermain bersama