Mengobrol dengan istriku sangatlah asyik. Lebih asyik dibanding ngobrol dengan mbak-mbak CS perusahaan yang pesan website padaku. Kenapa lebih asyik? Istriku bisa mengikuti gaya berpikirku. Ya… meskipun terkadang yang diikuti hanya gayanya saja. Tapi pada level pelaksanaan masih sempoyongan alias mandeg hanya jadi sekedar wacana. Selain itu, yang lebih asyik, ketika doi gak mudeng apa yang aku sampaikan dan membuatku gemas, aku bisa langsung memeluknya atau apa saja yang terlintas di benakku. Kalau sama mbak CS? Pokoknya, selain bahas tentang mantan, ngobrol sama doi asyik banget. Pssstt… kali ini aku gak memberi tawaran untuk mencoba. 😉
Beberapa waktu yang lalu, ketika di Bojonegoro, doi bilang mau membuat perpustakaan online. Ide itu berasal dari mbak Mita, empunya Rumah Mentari. Sebenarnya konsepnya simpel sih. Hanya menampilkan katalog buku saja. Gak sampai seperti ipusnas atau ijak. Kalau digarap langsung cuma membutuhkan waktu sehari. Namun, karena waktuku belum ada dan aku harus segera meluncur ke Jakarta, ide itu belum bisa terealisasi.
Di Jakarta, aku bertemu dengan banyak orang-orang kreatif. Orang-orang yang berpandangan jauh ke masa depan. Hari ini, aku dijadwalkan ketemu dengan bos payment gateway Doku Payment untuk membahas MoU dengan perusahaan yang sekarang mempercayakan development ITnya kepadaku. Aku pun berpikir bagaimana kalau perpustakaan online itu diintegrasikan dengan ini untuk pembayaran administrasinya.
Selain pertemuan dengan bos vendor Payment Gateway, aku juga dijadwalkan untuk meeting membahas SMS gateway. Aku pun berpikir bagaimana kalau perpustakaan itu diintegrasikan dengan SMS gateway untuk reminder pengembalian bukunya.
Banyak hal yang kupikirkan mengenai otak-atik konsep perpustakaan online yang inovatif dan mudah digunakan. Tidak hanya sekedar buat tapi ternyata sepi peminat. Akhirnya konsep yang telah dibuat harus dikubur bersama kenangan tentang mantan.
Tidak mau ketinggalan info mengenai progress selanjutnya? Pantau terus blog ini ya.
Cheers
Nusagates
