Beberapa hari yang lalu, seseorang teman dari Amerika Serikat mengingatkanku tentang raspberry. Sebetulnya aku sudah lama tertarik dengan benda itu. Hanya saja belum pernah menyempatkan diri untuk melihat punyanya teman apalagi membeli sendiri. Ya! Ketertarikanku hanya sekedarnya saja. Tidak sampai ngebet harus punya. Tidak.
Temanku itu mengatakan akan mengirimkan satu raspberry untukku. Waktu dia bilang begitu, sebetulnya aku bingung mau digunakan untuk apa benda itu. Jujur saja yang aku tahu benda itu hanyalah Central Processing Unit (CPU) yang didesain dalam bentuk mikro. Ukurannya sekitar ukuran kartu ATM tapi itu bisa digunakan layaknya komputer yang berukuran besar.
Hari ini, waktu menghadiri undangan walimatussafar, aku mencorat-coret buku tulis yang kubawa karena bosan. Awalnya, aku mengira undangan yang diberikan padaku adalah undangan ngaji kitab kuning yang diadakan pengurus ranting NU Argomulyo karena undangan tersebut menggunakan kop NU dan acaranya memang rutinan ngaji kitab kuning dan musyawarah pengurus NU. Makanya aku membawa buku tulis. Eh ternyata malah walimatussafar. Aku baru ingat kalau di bagian bawah undangan ada catatan dengan tulisan tangan. Catatan itu tidak kubaca. Ternyata undangan aslinya yang ditulis tangan itu. Karena tidak sesuai perkiraan makanya aku tidak begitu serius mengikuti rangkaian acara. Kebosananku membuatku berpikir untuk memainkan pena di atas buku tulis yang kubawa.
Aku mulai menggambar diagram alur kerja ide yang terlintas pada benakku yaitu sebuah bel rumah yang bisa mengambil foto pemencet bel kemudian mengirimkannya ke hp Android pemilik rumah menggunakan teknologi push notification.
Rancangan Alur Kerja Bel Rumah
Bel rumah ini dirancang menggunakan raspberry sebagai pengolah data utama. Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
- Tamu memencet tombol (switch) bell
- Raspberry mengaktifkan kamera dan mengambil potret pemencet tersebut. Dalam waktu yang bersamaan, raspberry juga mengirimkan sinyal ke speaker untuk membunyikan tanda kalau ada tamu dan juga menyalakan lampu dengan ritme tertentu sebagai tanda untuk penghuni rumah yang memiliki gangguan pendengaran atau penyandang tuna rungu.
- Potret yang diambil kemudian dikirimkan ke Firebase Storage dan dicatat pada Firebase Realtime Database melalui jaringan wifi
- Firebase Cloud Functions dipasangi trigger untuk Firebase Realtime Database. Triggernya berupa penambahan record baru (onCreate).
- Cloud Functions yang mendapat trigger kemudian mengirim notifikasi ke token pengguna Firebase (pemilik rumah) yang didaftarkan. Notifikasi ini berisi informasi tanggal, jam, dan foto pemencet bel.