Menilik Manten Sapi, Ritual Idul Adha di Tanah Pasuruan

Ada yang unik di Pasuruan setiap Idul Adha tiba, masyarakat mengarak-arak sapi yang sudah di-dandani  laiknya pengantin  keliling kampung  sebelum prosesi penyembilihan. Masyarakat menyebutnya Manten Sapi.

Ritual ini dimulai dengan mengumpulkan hewan-hewan kurban di sebuah lapangan atau tanah kosong di kampung. Meskipun namanya manten sapi, hewan kurban lain juga turut ikut dalam ritual ini, termasuk kambing dan domba.

Setelah hewan-hewan terkumpul semuanya, warga memandikan hewan kurban sampai bersih dan wangi. Disiram dengan air yang suci agar tubuh hewan kurban suci dari najis. Kalung bunga dilingkarkan di leher menambah kesan laiknya pengantin. Tidak ketinggalan kain putih dililitkan ke badan hewan kurban, sebagai simbolis baju baru untuk hewan kurban.

Sementara Bapak-bapak sibuk memandikan dan me-maesi (paes: bahasa Jawa, dandan), Ibu-ibu sibuk menyiapkan beras, peralatan rumah tangga, bumbu masak dan hasil bumi lainnya. Layaknya akan memberikan bekal untuk pengantin.

Jika Manten Sapi dan segala perlengkapannya sudah siap, warga akan mengarak dengan beramai-ramai ke masjid. Prosesi arakan ini adalah prosesi yang paling meriah. Enggak sekedar mengarak, warga juga berkreasi dengan kostum beragam tema. Warga yang mengarak bisa mencapai ratusan, semakin banyak hewan kubannya, semakin banyak warga yang turut mengarak.

Hewan-hewan kurban ini dituntun oleh pemiliknya. Didampingi oleh saudara dan tetangga, para pemilik melepaskan hewan kurbannya kepada panitia kurban di masjid. Serah terima hewan kurban ini ditandai dengan doa untuk para pekurban dan warga masyarakat.

Manten Sapi sebagai Syiar Agama

Tradisi Manten Sapi yang sudah dilakukan secara turun-temurun ini diniatkan untuk syiar agama. Cara tersembunyi mengajak umat muslim yang mampu untuk berkurban saat Idul Adha tiba. 

Prosesi memandikan dan menghias hewan kurban sebelum diserahkan kepada panitia juga mengajarkan kepada umat muslim bahwa kita harus berkurban dengan hewan yang terbaik, dalam kondisi bersih dan sedap dipandang. Dalam keyakinan masyarakat Pasuruan, hewan yang dikurbankan diyakini akan masuk surga, sehingga dimandikan dan dihias agar gagah dan wangi. 

Sandingan-sandingan yang disiapkan oleh Ibu-ibu, berupa beras, bumbu-bumbu dan hasil bumi lainnya, bertujuan agar kelak penerima kurban tidak hanya menerima daging kurbannya saja, tetapi juga semua perlengkapan yang diperlukan untuk memasak dan menyajikan hewan kurban. Spirit sedekah dengan totalitas sangat terasa disini.

Merencanakan Liburan Idul Adha untuk Menikmati Tradisi

Libur Idul Adha di tahun 2019 mendatang jatuh pada hari Senin tanggal 12 Agustus 2019. Libur panjang untuk para pekerja kantoran, apalagi pekerja yang hari kerjanya 5 hari dalam satu minggu.

Wah, sepertinya waktu yang cukup panjang untuk pulang kampung atau travelling berburu tradisi khas Idul Adha. Enggak cuma di Pasuruan, Manten Sapi juga ada di Ponorogo. Pengen menjelajah daerah lain? Masih ada tradisi Grebeg Gunungan di Yogyakarta, Kaul Negeri dan Abda’u, Maluku Tengah, Apitan, Semarang, Mepe Kasur, Banyuwangi.

Sekalian menikmati tradisi, mengenalkan tradisi Indonesia yang beragam kepada anak, sekalian travelling menikmati spot-spot wisata daerah. Kamu pilih mana?

Siap-siap ya, jangan melewatkan libur Idul Adha mendatang, enggak tanggung-tanggung euy, Sabtu, Minggu, Senin. Berangkat Jum’at sepulang kerja, pulangnya Senin malam atau Selasa Shubuh sekalian. Masih ada waktu 8 bulan untuk menabung. Hahaha.

Emak K yang freelancer ada rencana liburan juga? Iyalah, adakalanya seseruan menikmati liburan bersama keluarga lain yang pekerja kantoran. Pulang kampung kami juga menyesuaikan liburan sekolah meskipun saat di kampung tetap kerja. Heuheuu.

Widi Utami
Widi Utamihttp://widiutami.com
Home Based Education Interested. Love reading, writing and travelling. Interested in blogging. Live in Salatiga, a small city near Merbabu Mountain

Bacaan Menarik Lainnya

Baru Terbit