Mengelola Stress Orang dengan GERD di Tengah Pandemi Covid-19

Orang dengan GERD, selanjutnya kusebut sebagai ODG, pada hari-hari biasa emosinya naik turun seperti roller coaster, tergantung kapan keadaan perutnya tidak bisa dikontrol. Pada hari-hari biasa, ODG sering mengkhawatirkan apa yang terjadi pada tubuhnya, bahkan sampai bersikap seolah-olah sudah dekat waktunya untuk bertemu dengan sang Pencipta.

Apalagi di saat pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh coronavirus ini menjangkiti Indonesia, ketakutan ODG bertambah. Tidak jarang teman-teman ODG yang belum sembuh mengeluh sesak nafas, tremor, aritmia atau keluhan khas GERD lainnya di grup Sehat dengan Food Combining setelah membaca sebuah berita tentang Covid-19. Sampai-sampai ada yang mengalami penurunan kondisi kesehatan karena memikirkan tentang komorbid yang menjadi salah satu penyebab meninggalnya seseorang saat terinfeksi covid-19.

Emak K kutipkan salah satu curhatan teman ODG di grup Sehat dengan Food Combining. Curhatan ini sudah melalui pengeditan tanpe menghilangkan subtansi;

Teman-teman ODG. Malam ketiga saya tidak bisa tidur karena takut Corona. Karena tadi niatnya mau tidur pukul 21.00 WIB tapi justru malah melihat berita para korban Corona adalah yang memiliki riwayat penyakit bawaan.

Walau GERD tidak disebutkan, tapi pikiran saya kemana-mana karena merasa, “Berarti aku termasuk orang yang harus WASPADA karena kalo GERD tenggorokan berlubang-lubang ( karena agak susah nelen)”

Apa jadinya kalo ketemu Corona?

Langsung berkecamuklah rasa takut. Serius bertanya, apakah GERD juga termasuk salah satu penyakit bawaan yang berbahaya jika bertemu Corona? Apalagi suami tiap hari keluar ngecek warga karena sebagai aparat. Dan rasa takut saya semakin menjadi-jadi sampek pengennya marah terus sama dia karena merasa dialah yang kemungkinan besar akan membawa Virus ke rumah.

Saya harus bagaimanaa? Ini proses menenangkan diri juga.

Terimakasih

Boro-boro ODG yang pada hari biasa sudah mengalami anxiety, orang sehat saja saat pandemi covid-19 sampai was-was, bahkan ada yang sampai depresi dan membutuhkan bantuan psikolog. Mana tanda-tanda terinfeksi covid-19 mirip dengan GERD. Haiya, wong GERD itu penyakit seribu sensasi, dari batuk, sesak nafas, pilek, tenggorokan tercekat….

Namun, aku salut dengan Abah K yang tetap mengendalikan emosinya di masa-masa seperti ini. Malah emak K yang paranoid setiap kali membaca berita. Justru beliau yang menenangkan emak K. Semoga ini adalah tanda bahwa kesehatan abah K sudah pulih 100%. Aamiin.

Mengelola Stress pada ODG, Batasi Menonton Berita

Abah K membatasi diri untuk menonton berita. Kadangkala beliau baru tahu setelah aku bercerita. Namun, abah K juga tidak masa bodoh. Membatasi beda dengan tidak mau tahu sama sekali ya. Abah K tetap mengakses perkembangan dunia luar untuk meningkatkan kewaspadaan.

Selain memfilter media yang menayangkan berita, abah K juga memfilter list pertemanan facebook. Akun facebook yang suka menebarkan keluhan, kepanikan dan ketakutan berlebihan beliau blokir. Beranda facebooknya nyaman untuk berselancar. Aku sering berselancar di beranda facebook abah K untuk membaca pendapat teman-teman facebooknya.

Mengelola Stress pada ODG, Patuhi Protokol Kesehatan #DirumahAja

Sejak status Kejadian Luar Biasa Covid-19 ditetapkan di Jateng oleh pak Gub Gandjar Pranowo, kami langsung menunaikan #DirumahAja. Kami saling bersinergi untuk menciptakan suasana rumah yang kondusif dan menyenangkan. Meski pada awal-awal masa #DirumahAja kami sempat keteteran, tetapi semakin lama kami semakin menikmati.

Kami mengisi hari-hari dengan produktif tetapi tetap santai. Meningkatkan produktifitas dengan belajar, mengerjakan beberapa proyek, dengan tetap memberikan kesempatak epada diri untuk rebahan, nonton film, stalking medsos, eh.

Bahkan kami pindah ke ruko kantor untuk memberikan ruang bermain yang lebih luas bagi si K, juga agar kami menikmati udara dan cahaya matahari. Hahhaha. Kontrakan kami sempit, untuk menikmati udara dan cahaya matahari kami harus keluar rumah. Bahkan jika kami sedang di kamar, kami tidak tahu apakah di luar terang atau gelap.

#DirumahAja ini benar-benar kami pegang teguh. Tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Bahkan untuk urusan sayur saja kami sampai pesan sayur antar ke rumah. Untuk buah kami masih beli di toko buah dengan memperhatikan protokol kesehatan; membawa masker dan cuci tangan 6 langkah. Sampai-sampai, rencana untuk mencabut gigi abah K kami tunda dulu. Kami tidak visit ke dokter sama sekali.

Di masa pandemi Covid-19, rata-rata poli menutup layanannya dan hanya melayani pemeriksaan darurat. Terus, bagaimana jika ODG merasa butuh konsultasi dnegan dokter? Untuk memastikan apakah sesaknya gara-gara GERD atau gara-gara terpapar covid-19. Baiknya, dalam masa pandemi Covid-19 ini kita memanfaatkan halodoc untuk konsultasi secara online dengan dokter terpercaya.

halodoc konsultasi online
halodoc konsultasi online

halodoc ada banyak dokter spesialis penyakit dalam yang bisa kita tanya tentang keluhan kita. Dokter spesialis di halodoc akan memberikan saran terapi apa yang harus kita lakukan terkait keluhan kita. Jangan khawatir, untuk GERD ada dokter Supriono, Sp.Pd-KGEH spesialis gastrologi. Kapan lagi bisa konsultasi tanpa antri di Rumah Sakit dengan dokter spesialis? Hehehe.

Mengelola Stress pada ODG, Perketat Pola Makan Sehat

Makanan sangat berpengaruh pada emosi dan pengelolaan stress. Setiap kali makan makanan yang kurang pas untuk tubuh, pengelolaan emosi pada ODG cenderung berantakan. Jangankan pada ODG yang vili-vili ususnya mengalami gangguan, emak K juga bakal uring-uringn ketika makan makanan yang kurang pas dan membuat perut tidak nyaman.

Penting untuk memperketat pola makan sehat dengan memperbanyak asupan buah-sayur juga air putih. Apalagi imunitas harus dijaga pada masa-masa seperti ini agar tubuh mempunyai benteng yang kuat untuk melawan virus. Buang jauh-jauh untuk makan-makanan pantangan. Latih diri untuk menikmati makanan sehat demi imun tubuh yang kuat.

Widi Utami
Widi Utamihttp://widiutami.com
Home Based Education Interested. Love reading, writing and travelling. Interested in blogging. Live in Salatiga, a small city near Merbabu Mountain

Bacaan Menarik Lainnya

2 KOMENTAR

  1. Saya yang pernah masuk UGD gara-gara asam lambung jadi merasa dikulitin hahaha. Makasih infonya kak, bener banget emang harus woles biar gak stres 🙂

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Baru Terbit