Banyak sekali alasan yang bisa dijadikan pembenaran oleh seseorang yang doyan menonton film porno. Terlepas dari benar atau salahnya dimata hukum atau norma lain yang berlaku di masyarakat mengenai aktivitas menonton film porno (selanjutnya disebut fipor), artikel ini akan membahas mengenai sudut pandang penulis pada pria beristri yang masih menonton film porno.
Aku merasa bahwa salah satu dari sekian banyak alasan seorang pria beristri menonton fipor adalah adanya keinginan untuk berfantasi. Keinginan itu bisa saja muncul karena kebutuhan biologisnya belum sepenuhnya tercukupi. Bisa pula karena fantasi yang diharapkan tidak bisa didapat bersama pasangan.
Fantasi Pada Idola
Seseorang bisa saja memiliki banyak fantasi tak terkecuali dalam hal pemenuhan kebutuhan seksual. Entah itu fantasi yang sifatnya wajar atau bahkan liar sekalipun.
Seseorang yang habis menonton film romantis bisa saja terbawa suasana sehingga berfansasi melakukan sesuatu dengan tokoh yang dikagumi pada film tersebut. Kalau hobinya memasak mungkin akan berfantasi ditemani masak sang idola. Kalau hobinya nge-trip bisa saja berfantasi dibonceng idola keliling dunia. Kalau hobinya bermain catur bisa ditebak apa yang kemungkinan akan difantasikan.
Fantasi dengan tokoh idola bisa juga mengarah ke hubungan seksual manakala saat menonton hasratnya sedang bergejolak. Wanita biasanya cenderung kalem dan tidak sevulgar pria dalam berfantasi. Entah karena jaim, malu, atau takut dosa biasanya wanita paling banter hanya akan membayangkan duduk berduaan, jalan sambil gandengan tangan, dipeluk, dicium kening, atau hal lain yang dianggap romantis namun kurang didapat dari pasangannya.
Ketika berfantasi, pria seringkali berani lebih liar dan vulgar. Pada tahapan ini, seseorang bisa dianggap suka berpikir jorok atau berpikir kotor (piktor). Lebih jauh dari itu ketika seorang pria tidak bisa melampiaskan hasratnya melalui fantasi bisa mencari cara lain agar tidak kentang alias kepalang tanggung. Salah satunya adalah dengan cara menonton fipor sambil melakukan masturbasi.
Keinginan untuk Dilayani
Secara umum, wanita sangat jarang berinisiatif mengajak pasangan untuk melakukan hubungan seksual. Sedangkan pria yang bolak-balik mengajak dengan frekuensi yang cukup tinggi malah terkadang diledek sama pasangannya sendiri. Hal ini bisa saja membuat seorang pria merasa insecure karena biasanya kebutuhan seksual tinggi itu dianggap sebagai aib. Kalau di Jawa biasanya akan mendapat julukan ngacengan.
Seorang suami yang tidak pernah diajak istri untuk melakukan hubungan seksual bisa saja kehilangan kepercayaan diri atau bahkan merasa tidak dihargai. Apalagi jika ditambah dengan ekspresi datar istri saat melakukan hubungan seksual selama ini.
Tentu wajar jika seorang suami ingin dilayani istrinya dengan sepenuh hati. Mulai dari ditawari untuk melakukan hubungan seksual yang diawali dengan berdandan semenarik mungkin sampai layanan ekstra saat bersenggama dan setelahnya. Intinya seorang suami kepingin diperlakukan seperti idola yang dijamah dengan penuh hasrat selama bersenggama.
Ketika fantasi seks seperti itu tidak didapat bersama istri maka fipor bisa menjadi pelarian. Di sana, fantasi liar bisa didapatkan. Bisa melihat seorang wanita yang dengan buasnya mau melakukan apa saja untuk memuaskan pasangannya. Termasuk oral, BJ, atau hal ekstrem lainnya. Gerakan yang lebih lincah, desahan, atau hal lain yang tidak didapat dari istri bisa ditemukan di sana sebagai bahan berimajinasi sambil bermasturbasi.
Pemenuhan yang Tidak Sempurna
Suami dan istri yang sama-sama sibuk bisa saja memiliki keterbatasan waktu untuk melakukan hubungan seksual yang benar-benar tuntas dan sama-sama puas. Terkadang suami mengalami ejakulasi dini karena sisa tenaganya sepulang kerja sudah tidak banyak lagi. Bisa juga sengaja dipercepat karena keburu anaknya bangun atau nangis. Hal seperti ini bisa saja membuat istri tidak puas dan malas saat diajak berhubungan seks di kemudian hari. Ketika malas maka layanan yang diberikan akan cenderung datar-datar saja. Gerakan yang dilakukan hanya sekedar pantas-pantas belaka.
Kebutuhan seks yang tidak sama juga dapat memicu pemenuhan seks tidak sempurna. Katakanlah kebutuhan seks suami adalah 60 sedangkan kebutuhan istri hanya 30 maka hal ini bisa menyebabkan adanya gap. Suami yang menggebu bertemu istri yang kurang berhasrat akan berpotensi menyebabkan hubungan seksual yang kurang menyenangkan.
Sulitnya mencari titik temu waktu untuk melakukan senggama bisa membuat pria frustasi. Misalnya saja saat pulang kerja, istri masih harus mengasuh anak. Sampai larut malam ternyata anaknya masih belum mau tidur dan harus ditemani istri. Saat anaknya tidur, keduanya sudah sama-sama capek. Kalaupun dipaksa untuk bersenggama tidak akan maksimal. Entah istri yang sudah tidak mood atau si suami yang tidak akan tahan lama karena sudah kecapean dan menahan kantuk luar biasa. Hal ini, jika terjadi berkali-kali bisa memicu frustasi suami sehingga membutuhkan alat bantu fipor untuk melampiaskan hasrat secara mandiri.
Aku sendiri tidak membenarkan fipor menjadi pelarian. Disamping melanggar norma agama yang aku anut juga akan membuat istri merasa diduakan, dibandingkan, tidak menarik lagi, dan perasaan tidak nyaman lainnya.
Cak Bud
Seyogyanya menurutku pasangan suami istri itu saling terbuka mengenai kebutuhan seksual masing-masing. Jika salah satu ada yang merasa kurang puas dengan hubungan seksual yang dilakukan perlu berterus terang kepada yang lain. Kalau dirasa ada kebosanan juga tak perlu takut untuk mendiskusikan agar tidak berlarut-larut karena akumulasi kebosanan itu bisa menjadi bom waktu.
Tidak perlu jaim dengan tidak mau mengakui bahwa kebutuhan seks sedang tinggi. Tidak perlu malu mengevaluasi hubungan seksual yang dilakukan untuk mengetahui posisi mana yang paling disukai, sentuhan mana yang paling membangkitkan gairah, dll. Tak perlu malu juga meminta pasangan untuk mengenakan gaun atau cosplay tertentu, memainkan suatu peran, atau melakukan hal lain sesuai fantasi demi keharmonisan keluarga.
Kalau curhat kepada teman saja berani masak ngobrol sama pasangan malah gak berani. Piye, to? 😉