Mengajak Hati Menerima Kenyataan Hidup

Kehidupan di dunia ini penuh dengan ujian. Kaya, miskin, sehat, sakit, susah, senang, pintar, bodoh, ataupun lainnya merupakan kepingan-kepingan materi ujian yang telah dikehendaki Tuhan untuk untuk kita hadapi.

Seorang laki-laki bisa saja diuji dengan wanita. Pun sebaliknya, wanita diuji dengan laki-laki. Pada hakikatnya, ujian itu diberikan untuk melihat seberapa jauh keteguhan hati seorang hamba dalam mengabdikan diri pada Tuhannya.

Kita diperintah untuk bersyukur manakala menghadapi ujian berbentuk sebuah kenikmatan. Rasa syukur tidaklah cukup diungkapkan hanya dengan ucapan. Kita perlu mewujudkannya dalam bentuk tindakan yang nyata.

Ketika ujian yang dihadapkan pada kita berbentuk suatu musibah atau hal yang membuat hati kita bersedih, kita diperintahkan untuk mengajak hati agar bersabar. Kata orang, sabar itu ada batasnya. Memang! Kalau kita membatasi diri dengan aturan-aturan yang kita rancang berdasarkan hawa nafsu, kita akan memiliki kesabaran yang terbatas. Namun, kalau kita berusaha mengikuti arus takdir, maka kesabaran kita akan cukup luas untuk menampung kepingan ujian yang dihadapkan pada kita. Begitulah janji Tuhan! Ia tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan manusia yang diuji. Jadi, ketika diuji kemudian kita merasa tidak mampu dan menganggap kesabaran kita habis, itu tandanya kita sendiri yang telah membatasi diri.

Ketika tidak ada dada untuk bersandar, masih ada lantai untuk bersujud. Begitulah kira-kira kalimat yang sering muncul digunakan untuk menguatkan diri seseorang. Kalimat itu bisa menjadi mantra untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan disaat kita merasa paling sengsara dan terabaikan di dunia ini.

Jika kita mampu mendudukkan hati pada tempatnya. Bersabar atas musibah dan bersyukur atas nikmat, maka kita tidak akan mudah bersedih. Kalaupun kita terpaksa bersedih maka kesedihan itu akan berbuah kenikmatan.

Cheers
Nusagates

Ahmad Budairi
Ahmad Budairihttps://bloggersejoli.com/
Seorang Web developer yang suka menulis artikel di blog. Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (NU)

Bacaan Menarik Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Baru Terbit