Idul fitri masih terasa gayeng untuk dinikmati bersama keluarga, sanak famili, sahabat, maupun si dia yang jadi bribikan. Suasana hari raya ini bisa dilihat dengan jelas melalui timeline Facebook maupun blog post para Blogger aktif yang memang memiliki passion untuk hal itu.
Katakanlah namanya Maemunah, seorang gadis bertubuh semlohai berparas manis dan memiliki bidang cium di pipi yang luas. Aduhai! Pemuda mana yang rela mengedipkan mata sekejap pun ketika memandangnya. Aku pun kalau sekira tak ada KAPOLDA yang mengawasi mungkin akan melakukan hal yang sama. Istighfar… Istighfar…
Maemunah sering dipanggil dengan Mumun. Si Mumun ini adalah seorang Facebooker hebat. Status Facebooknya tak pernah sepi dari komentar maupun like. Ratusan bahkan ribuan like ataupun komentar tampak selalu meramaikan lapaknya. Terakhir kulihat ia membuat status dengan hanya beberapa kata ucapan selamat hari raya Idul Fitri sambil meminta maaf tampak dipenuhi like dan komentar. Aku selalu gagal memberi komentar “pertamax” pada setiap statusnya. Paling-paling cuma komentar singkat “jejak”, “titip sendal”, “nyimak”, atau kombinasi kalimat absurd yang tak akan dilirik Mumun untuk dibalas.
Sebetulnya ketika Mumun membuat status yang memuat permintaan maaf itu akan kukomentari begini, “sakit hatiku tak akan pernah terobati dan aku tidak akan pernah bisa memaafkanmu kecuali kau mau menikah denganku. Apalagi jika kau sampai menikah dengan orang lain, jangan pernah harap maaf itu meskipun permintaan maaf itu kau titipkan pada malaikat Malik”. Namun kuurungkan dan rangkaian kalimat itu kuhapus kemudian kuganti dengan “telolet”. Takut ketahuan KAPOLDA terus ngajak perang dingin. Wah! Bisa gawat nanti.
Untuk mengenal Mumun, tak perlu harua rajin ngapeli dia atau bersusah-susah menanyai tetangga satu RT di kampungya. Cukup dengan jadi pengikutnya di Facebook saja akan bisa mengetahui semua hal tentangnya. Awalnya aku ragu untuk mempercayai status-statusnya itu namun, setelah aku kroscek beberapa sampel statusnya ke beberapa tetangga dan kenalan ternyata memang sangat sesuai. Probabilitas status yang tidak sesuai dengan kenyataan hanya beberapa persen saja. Mendekati nol. Benar-benar luar biasa hebat si Mumun ini.
Aku masih ingat ketika si Mumun upload foto selfi di dekat lemari baju yang dibuka sehingga terlihat beberapa bajunya berjejer rapi di sana. Ia memberi caption pada fotonya, “bj gaya br pa y?”. Foto itu mendapat like ribuan dan komentar sekitar 300 an. Statistik terakhir ini kudapat sebelum akhirnya memutuakan untuk menonaktifkan pemberitahuan yang mersesahkan KAPOLDA hingga bolak-balik menyindirku kepincut si Mumun. Padahal sebenarnya iya! Psssstttt….
Ketika Mumun buat status keluhan karena sakit perut karena susah buang air besar (bebelen), banyak penggemarnya yang menyarankan ini dan itu. Banyak di antaranya yang komentar berlagak melo dan menawarkan diri menjadi sopir sambil mengajak Mumun pergi ke hotel dokter. Tapi tampaknya tak ada satupun yang mendapat resspon hingga terbitlah status berikutnya yang mengabarkan bahwa dia sudah sehat dan sedang mempersiapkan diri untuk sholat tarawih.
Aku pernah sekali merasa geram dengan status yang dibuat Mumun. Waktu itu, dia upload sebuah foto selfi dengan caption begini, “ihh… seremm bgtz. Lgi da kcelakan d dpan rmh.”. Yang membuatku geram adalah dia mengambil background selfi korban kecelakaan yang tampak trauma di samping kendaraannya yang ringsek. Tapi geramku tak lama karna berganti dengan bayangan si Mumun yang semlohai itu ketika kecelakaan malah selfi kemudian buat caption begini, “lg kecelakaan, guys… doain Mumun ya.”.
Facebook seakan-akan telah disulap Mumun menggunakan daya kreatifnya menjadi tujuan segala lelakunya. Apa saja bisa disulap menjadi bahan selfi dan mendapat banyak pujian dan like. Puasa sehari saja bisa menjadi bahan update setatus berkali-kali. Mulai dari perisiapan tarawih, otw trawih, ramai/sepinya jamaah tarawih, sedang mendengarkan kultum, selesai tarawih/witir, tadarus, otw pulang, bangun tidur, cuci muka, gosok gigi, persiapan sahur, foto menu sahur, makan sahur bersama, tadarus menunggu subuh, sholat subuh, smpai periapan buka, makan kurma untuk berbuka dan kembali ke tarawih lagi menjadi acara yang hampir rutin disajikan dalam penggalan-penggalan statusnya.
Ketika ada acara-acara di kampung atau ada berita-berita di tivi maupun situs berita, ia juga seakan menjadi yang pertamax menyebarkannya. Keakuan dengan semangat ingin dianggap exist membuatnya selalu mencari-cari bahan untuk membuat status yang sekiranya mendapat perhatian orang banyak. Padahal! Sebenarnya tanpa perlu bersusah payah mencari bahan untuk exist dia sudah mempu menggetarkan jagat para lelaki dengan fotonya tampak semlohai itu. Bahkan! Kucuran dana akan mengalir deras tanpa diminta kalau ia mau. Apalagi kucuran yang lainnya.
Oh… Mumun.. Mumun..