Legenda Watubelang

Watubelang, sebuah dusun yang bertetangga dengan dusunku. Dusun yang menyimpan kemistisannya. Setiap kali pulang mengaji malam-malam dari dusun Watubelang, aku pasti lari ngibrit sampai enggak peduli sandal tertinggal di belakang. Lampu penerangan jalan lebih sering mati daripada hidup, membuat suasana semakin mencekam.

Jaman semana, mbah Cendol lagi macul, pacule kena barang sing athos. Mandang diduduk maneh, jebul watu gambar wayang. Watu gedhe, sak sajadhah kuwi. Wong-wong penasaran, banjur da teka marani. Tegal diidak-idak.  Tanduran kocar-kacir, lomok tugel, morat-marit. 

Jengkel tanduran rusak, watu kuwi mau banjur dikubur karo mbah Cendol, ben wong-wong ora da teka maneh.

Mangka kuwi, dusun iku dijenengke Watubelang, Ana watu belang-belang.

Pungkas Bapak, pada suatu malam menjelang tidur. Aku tidak ingat persis gambar wayang apa yang terukir dalam batu tersebut. Setiap kali melewati petakan tegal yang diceritakan Bapak sebagai tempat untuk mengubur batu, aku selalu terngiang-ngiang legenda ini.

Saat itu, Almarhum mbah Cendol, yang bagiku begitu mistik, juga diceritakan bertemu dengan hanoman, siluman berwujud kera putih. Aku juga sudah lupa-lupa ingat cerita bagian ini. Sebenarnya, cerita yang membuatku lari ngibrit setiap pulang ngaji dari Watubelang adalah cerita tentang keberadaan hanoman. Horor euyyy, mana dulu daerah Watubelang didominasi dengan papringan dengan cerita mistis yang melingkupinya~

Cerita ini tidak begitu banyak yang tahu, aku tulis sebagai pengingat saja. Dulu aku sering diceritain Bapak tentang legenda terjadinya suatu daerah. Ingin kutulis agar kelak anak-cucu enggak buta sejarah. Doakan, semoga emak K tidak berakhir sebagai wacana.

 

 

Widi Utami
Widi Utamihttp://widiutami.com
Home Based Education Interested. Love reading, writing and travelling. Interested in blogging. Live in Salatiga, a small city near Merbabu Mountain

Bacaan Menarik Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Baru Terbit