Jenang Sumsum Penghilang Rasa Lelah

Jenang Sumsum menjadi salah satu kuliner paling favorit, yang kutunggu-tunggu setiap kali hajatan berakhir, entah hajatan pernikahan, khitanan, maupun mitoni. Bisa sih membuat jenang sumsum sendiri, tetapi daya mistis jenang sumsum pengobat lelah ini enggak kerasa saat membuat jenang sumsum sendiri. HAHAHAHA. Entah ini cuma mindset atau emang mistis. Wkwkwk.

Jenang sumsum terbuat dari tepung beras putih, disajikan dengan kuah manis yang terbuat dari gula jawa. Biasa dibagikan kepada tetangga dan semua orang yang terlibat dalam hajatan setelah hajatan berakhir. Sangat dipercaya bisa menjadi obat penghilang lelah. Beneran loh, lelah karena berhari-hari rewang hilang begitu melahap jenang sumsum ini. Jangan tanya ini mistis atau enggak ya, emak K ora paham, pahamnya cuma jenang ini enak banget. Bhahaha.

Makna di Balik Jenang Sumsum

Jenang sumsum yang mempunyai warna putih ini melambangkan kebersihan hati. Rasa manis dari juruh (gula merah yang dicairkan) merupakan lambang kesejahteraan. Jenang sumsum yang kental dan lengket melambangkan persatuan dan kesatuan hidup antara sesama manusia. Sangat erat dengan budaya Jawa yang lekat dengan gotong royongnya, membantu tanpa pamrih dengan sesama. Ya, setiap kali hajatan tiba, tetangga dan handai taulan saling bahu membahu tanpa imbalan.

Jenang sumsum yang dibagikan setelah hajatan berakhir, menyimpan doa untuk orang-orang yang terlibat dalam hajatan: semoga sesiapa yang terlibat dalam hajatan ini mempunyai kekuatan kembali, kekuatan baru yang lebih baik, setelah berhari-hari bahu-membahu agar hajatan terselenggara dengan baik.

Jenang sumsum juga menyimpan doa untuk sang mempelai dan seluruh panitia yang terlibat dalam hajatan selalu diberi kesehatan, berkah dan kekuatan. Dalem banget ya, sebegini telitinya para sesepuh saat menyelenggarakan hajatan, sampai-sampai obat penghilang lelah pun dipikirkan, I am so proud to be javanese. Meskipun ada tradisi yang kulestarikan, ada pula tradisi yang enggak kulakukan, hahaha, dasar pemilih, nggolek enake.

Masih banyak lagi tradisi jawa terkait pernikahan. Aku akan menuliskannya sambil jalan, kalau dipikirkan benar-benar, buanyaaak banget, saking banyaknya sampai bingung mana yang harus ditulis. See you to the next post, ya! Stay Tuned.

Widi Utami
Widi Utamihttp://widiutami.com
Home Based Education Interested. Love reading, writing and travelling. Interested in blogging. Live in Salatiga, a small city near Merbabu Mountain

Bacaan Menarik Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Baru Terbit