Facebook adalah alat untuk interaksi sosial dengan berbagai kawan dan kenalan di seluruh penjuru dunia. Melalui Facebook, kita bisa berbagi banyak hal. Mulai dari kisah suka, duka, dan hal lainnya. Kita juga bisa mendapat penghasilan melalui Facebook. Namun, dibalik itu semua, Facebook bisa membuat kita tidak nyaman karena banyaknya hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Akhir-akhir ini, sejak saudara-saudara muslim mempermasalahkan pernyataan pak Ahok di Kepulauan Seribu tentang pernyatannya terkait surat Al-Maidah, banyak hal yang membuatku tidak nyaman. Banyak cacian dan makian pada pak Ahok yang berseliweran di dinding Facebook. Teman-teman juga saling unfriend hanya karena berbeda pandangan mengenai statement pak Ahok tersebut. Sungguh pemandangan yang sangat kacau. Membuat hatiku sangat tak nyaman.
Sejak dulu, aku memang tidak pernah suka dengan yang namanya caci makian. Apapun situasi dan kondisinya. Sangat sulit bagiku mengondisikan diri dan hati untuk merasa biasa dan tidak terpengaruh oleh berbagai caci makian itu. Namun tetap saja tak bisa. Meskipun caci makian itu sebenarnya bukan diarahkan padaku, tapi rasanya sungguh sakit sekali melihat para kawan dan kenalan di Facebook saling mencaci. Naudzu billah min dzalik.
Beberapa upaya kulakukan untuk melerai mereka yang saling bertika, bersumpah serapah, saling hina, saling hujat, caci-mencaci, dan lain sebagainya, namun tampaknya tak berhasil. Upayaku terasa sia-sia. Gelombang caci-makian itu semakin membesar dan tak terbendung mendekati tanggal 4 November 2016.
Melihat gelombang caci-makian yang semakin hari semakin menguat, aku semakin tak kuasa. Hatiku terasa sakit. Sangat sakit melihat para kawan dan kenalanku secara membabi buta menyerang mereka yang tidak sefaham. Aku pun memutuskan untuk keluar dari Facebook. Aku sudahi bermain-main dengan Facebook. Hobiku menulis kualihkan di sini, kembali aktif dengan blog Nusagates. Hal ini kurasa jauh lebih nyaman. Sungguh!
Tiga hari meninggalkan Facebook, aku merasa sedikit nyaman. Tidak lagi merasakan getaran caci-makian itu lagi. Namun, hal ini belum sepenuhnya mengobati hatiku yang sudah terlanjur sakit. Aku berharap, aktivitasku ngeblog di Nusagates ini, suatu hari nanti, bisa menyembuhkan hatiku yang benar-benar terluka ini. Sungguh! Aku ingin merasakan kedamaian sebagaiman dulu yang aku rasakan. Semoga terwujud.