Dosa Perempuan Yang Gemar Upload Foto di Sosmed

Siang tadi, setelah mumet membuat sebuah class untuk handling request dari aplikasi android ke server menggunakan Volley yang tak kunjung fix, akhirnya kuputuskan untuk istirahat sejenak. Kubukalah Facebook berharap ada status-status lucu dari Mbah Nyutz atau lainnya. Memang daftar pertemananku di Facebook sudah kukondisikan sedemikian rupa agar akun yang hobi menebar kebencian dan suka berdebat tidak tampak di beranda. Sebagian ku-unfriend dan sebagian cukup ku-unfollow. Jadi memang status yang muncul kebanyakan lucu-lucu. Memang itu mauku.

Hidup di dunia nyata sudah begitu semrawut dan membuat mumet masak di sosial media habisin kuota hanya untuk menambah mumet? Aku sih emoh! Mau mumet kok pake bayar segala! Mending kuota itu digunakan untuk menghibur diri. Habis buka Facebook pikiran kembali segar dan kalau mau balik ngoding lagi sudah kembali semangat.

Bayangkan saja lah jika misalnya sebelum buka Facebook berantem dengan istri. Lha kok di Facebook lihat beranda dipenuhi status caci maki dan debat saling hujat kemudian ikutan nimbrung dan terbawa emosi. Debat tak kunjung usai dan kesumat tak bisa terlampiaskan setelah itu tutup Facebook kemudian melihat istri masih cemberut menyimpan sisa rasa berantem tadi. Kira-kira apa yang terjadi? Aku yakin deh kalau ada cewek bening lewat dan seakan ngasih kode akan disikat buat pelampiasan.

So… aku memilih cara yang aman. Semua akun yang kurasa berpotensi merusak mood-ku atau berpotensi merusak keakraban sosial kuhindari. Jika tidak kuhapus dari pertemanan ya cukup berhenti mengikuti. Termasuk akun tertulis berjenis kelamin perempuan yang gemar upload foto selfie dengan bibir monyong-monyong atau membusungkan dada. Aku tak sekuat pak Nadirsyah Hosen yang tampak biasa saja ketika kelas perkuliahannya yang membahas keislaman diikuti perempuan-perempuan bening yang hanya menggunakan tanktop saja. Oh… my goat jika aku jadi pak Nadir mungkin akan terjadi hal-hal yang diinginkan… haha

Kembali ke cerita tadi siang. Setelah beberapa kali scroll ke bawah ternyata status lucu yang kuharap tak dapat kujumpai. Namun, aku tertarik ketika melihat statusnya bu Linda Razad yang membahas tentang dosa kaum pria. Status itu sebetulnya ditujukan untuk mengomentari caption pada sebuah foto yang tampak disandarkan pada seorang ustadza. Foto tersebut bisa dilihat di bawah ini.

Dosa-dosa perempuan upload foto selfie
Dosa Perempuan Yang Gemar Upload Foto di Sosmed 1

Ketertarikanku pada caption foto tersebut bukan karena materi dosa jariah yang dibahas tetapi lebih ke kaum perempuan yang menjadi sasaran tembak. Jujur saja aku tidak tahu versi lengkap dari penggalan caption tersebut. Aku juga tidak tahu apakah kalimat yang dijadikan caption tersebut benar diucapkan ustadz Abdul Somad. Poinku bukan itu. 

Sebagai pria penyuka perempuan, boleh kan aku membela kaum perempuan?

Oke! Masalah foto perempuan yang diupload di sosmed itu akan menyebabkan perempuan pemilik foto akan berdosa jika fotonya dilihat pria sebenarnya aku juga tidak tahu kebenarannya. Karena aku meyakini kalau masalah dosa itu adalah urusan Allah. Tapi katakanlah jika memang hal itu berdosa tentu ketika orangnya dilihat akan jauh lebih berdosa daripada sekedar fotonya yang dilihat. Kalau didaftar menggunakan teknologi yang berkembang saat ini maka dosa perempuan kurang lebih akan menjadi seperti ini:

  1. Foto dilihat pria membuat perempuan pemilik foto berdosa. Katakanlah dosanya satu dikali jumlah tayang.
  2. Video dilihat pria membuat perempuan pemilik video berdosa. Dosanya dijumlahkan sesuai jumlah frame video tersebut dikali jumlah tayang.
  3. Video call dilihat pria berdosa
  4. Bertemu pria berdosa. Termasuk menjadi pelayan rumah makan, guru, pegawai rumah sakit, dosen, dan aktivitas lainnya yang berpotensi dilihat pria.
  5. Foto ijazah  atapun pass photo saat melamar kerja membuat berdosa apabila dilihat pria
  6. Foto KTP berdosa apabila dilihat pria
  7. Foto buku nikah, foto resepsi, apalagi foto preweding juga membuat berdosa jika dilihat pria.
  8. Foto, video, atau perjumpaan pria dengan wanita yang dilihat pria saat mata terpejam akan menyumbang dosa juga.

Duh gusti! Banyak banget dosa perempuan yang mau kubela. Lha terus kira-kira dosa pahlawan perempuan yang foto/gambarnya dicetak pada mata uang atau jadi pajangan di dinding-dinding sekolahan pun tersebar di jagat internet termasuk sosial media dosanya seberapa? Apa yang berdosa pembuat gambarnya? Siapa sih pembuatnya? Perempuan apa pria? Kok berani-beraninya memberikan sedekah dosa jariah pada pahlawan kita? Mungkin lebih baik kalau para perempuan itu dulu gak usah ikut sok berjuang biar gak ada yang mengenali mukanya apa lagi sampai menggambarnya. Kalau akhirnya begini kan malah menjadikan dosa jariah ada di mana-mana. Ya Allah…

Lha terus… ibu yang melahirkan dosanya jauh lebih banyak tentunya. Kalau saja tidak dilahirkan maka dosa jariah itu tidak akan ada. Duh… duh… bapaknya juga gitu. Kalau dia dulu gak mengahamili ibu tentu tidak akan melahirkan anak yang akan menyebabkan adanya dosa jariah. Oh ya… malaikat peniup ruh… Lalu Allah yang menciptakan ruh, jasad, dan dosa jariah apa jua kebagian?

Ya Allah… aku takut. Gak jadi bela perempuan kalau gitu. Pamit dulu ya…

Ahmad Budairi
Ahmad Budairihttps://bloggersejoli.com/
Seorang Web developer yang suka menulis artikel di blog. Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (NU)

Bacaan Menarik Lainnya

5 KOMENTAR

  1. Haddewh yg dosa itu adalah perempuan yg sengaja mengupload fotox keleus, bukan yg diupload orglain tanpa seijin dan spengetahuanx.

  2. para wanita yang membuka aurat di tempat umum, sehingga memancing lawan jenis untuk menikmatinya, maka dia mendapatkan dosa membuka aurat, plus dosa setiap pandangan mata lelaki yang menikmatinya. Meskipun dia tidak mengajak para lelaki untuk memandanginya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Baru Terbit