Bule; Kata Rasis Sejak Tahun 1960

Kata bule bukanlah kata baru di dalam terminologi bahasa Indonesia. Kata ini sering digunakan untuk memanggil orang berkulit putih atau turis yang berasal dari luar negeri. Bahkan! Presiden Joko Widodo pun menggunakan kata bule ketika menyampaikan keinginannya mengangkat beberapa orang luar negeri untuk memimpin BUMN dalam forum resmi pada awal Januari lalu. 

Asal-usul Kata Bule

Kata bule menurut beberapa sumber termasuk Wikipedia merupakan kata yang berasal dari [kamus kata=”bulai“] yang memiliki arti putih seluruh tubuh dan rambut (pirang) karena kekurangan pigmen.

Benedict Anderson, peneliti asal Irlandia mengklaim bahwa dia lah yang pertama kali mengunakan kata bule untuk memanggil orang orang asing berkulit putih. Di dalam buku autibiografinya yang diterjemahkan oleh Ronny Agustinus berjudul Hidup diluar Tempurung disebutkan bahwa saat itu panggilan lazim yang digunakan untuk memanggil orang asing adalah ‘Tuan’. Kata ini menurut Ben sangat kolonial dan tidak mengenakkan. Untuk itu, ia mencari kata yang tepat untuk mengganti kata Tuan dengan kata lain yang lebih tepat untuk memanggil orang berkulit putih. Maka diambilla kata bulai yang sudah ada di dalam kosakata bahasa Indonesia untuk menggantikan kata Tuan tersebut.

Jadi saya mengatakan pada teman-teman muda saya bahwa saya dan orang yang terlihat seperti saya sebaiknya dipanggil bule, bukan putih. Mereka suka ide itu dan menyebarkannya ke pelajar-pelajar lain. Secara bertahap, penggunaannya meluas ke surat kabar dan majalah hingga itu menjadi bagian dari bahasa keseharian Indonesia.

Tom Pepinsky, seorang pakar Asia Tenggara menyanggah klaim Bennedict Anderson. Hal ini diungkapkan Ronny, penerjemah autobiografi Ben, “Tom menemukan klaim itu tidak tepat. Mungkin Ben berjasa mempopulerkan, tapi sebelum 1962-an sudah ada tulisan dan dokumen yang mengunakan kata itu”. Tom mengungkapkan bahwa penggunaan kata bulai atau bule dalam konteks ini sudah ada sejak satu dekade sebelumnya.

Menurut salah satu tulisan yang diambil dari Wikipedia, kata bule berasal dari boulevard.

Bule (dibaca bu-le) berasal dari kata boulevard. orang-orang dahulu pada jaman kolonial, untuk mempermudah komunikasi dengan sesama dalam menyebut orang-orang eropa yang berkulit putih, mereka menggunakan kata bule karena untuk mempermudah mereka merujuk pada orang-orang eropa yang pada saat itu tinggalnya di boulevard. jadi sebutan bule itu merujuk pada orang-orang eropa yang tinggal di boulevard di indonesia pada jaman dahulu.

Padanan Kata Bule

Kata yang digunakan untuk memanggil orang dengan ciri khas tertentu selain bule juga ditemukan di daerah lain. Menurut Tom Peppinsky, kata bule memiliki makna yang mirip dengan farang di Thailand (th), gwai loh di Hongkong (hk), ang mo di Singapura (sn), withney di bahasa Inggris Amerika (en_us) , mat salleh di Malaysia (my).

Penggunaan kata bule untuk memanggil orang asing berkulit putih tidak selalu diterima dengan baik oleh orang yang mendapat panggilan itu. Jika kita mau berkaca pada budaya sosial yang berlaku di Indonesia, kita bisa melihat adanya panggilan-panggilan tertentu yang juga tidak diterima oleh objek yang dipanggil misalnya seseorang yang memanggil orang tunarungu dengan budeg, “hai, budeg.”, meskipun kenyataannya ia memang budeg tapi apa terima jika dipanggil seperti itu. Contoh lainnya memanggil orang yang kakinya cacat dengan panggilan pincang, “hai, pincang…”. Panggilan kafir yang biasa digunakan muslim untuk memanggil non-muslim pun demikian. Sebagian orang memang bisa menerima dan merespon ketika dipanggil dengan sebuah julukan meskipun terpaksa. Sebagian yang lain malah mampu membuat hal itu menjadi menyenangkan dengan cara meresponnya menggunakan mimik atau ekspresi lucu misalnya Tukul Arwana yang bisa membuat panggilan Ndeso yang disematkan padanya menjadi hal lucu sekaligus alat marketing. Namun, di sisi lain tetap ada yang merasa tersinggung dengan panggilan menggunakan julukan termasuk penggunaan kata bule untuk merujuk orang asing berkulit putih. Amd.

Referensi:

  1. Morricone, Ennoi. 2010. Bule, [online], (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bule diakses pada 13 Agustus 2017 pukul 14.14 WIB)
  2. Francisca, Christine. 2017. Apakah kata ‘bule’ rasis? Menelaah arti kata yang populer sejak 1960-an, [online], (http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-38552113 diakses pada 13 Agustus 2017 pukul 14.06 WIB)
Ahmad Budairi
Ahmad Budairihttps://bloggersejoli.com/
Seorang Web developer yang suka menulis artikel di blog. Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (NU)

Bacaan Menarik Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Baru Terbit