Ada Emoticon Yang Menghina Islam, Benarkah?

Beberapa hari yang lalu, ketika membuka Twitter, aku melihat sebuah parodi yang dibuat oleh Mbah Nyutz yang mengunggah dua buah gambar terkait peringatan tentang adanya emoticon yang dianggap menghina umat Islam. Selang beberapa hari, aku terkejut ketika Widut mendapat pesan Whatsapp yang intinya sama dengan apa yang diparodikan Mbah Nyutz tetapi ini bernada serius.

Aku jadi teringat beberapa hari sebelumnya ketika membuat aplikasi untuk menulis Arab Pegon di Android. Aku menggabungkannya dengan emoticon. Aku tidak berpikir sedikitpun kalau ada emoticon yang menghina umat Islam.

Emoticon WhatsApp

Emoticon yang digunakan pada aplikasi Whatsapp dan emoticon yang kugunakan pada aplikasi untuk menulis Arab Pegon di Android menggunakan sumber yang sama yaitu Unicode Block Emoticons. Daftar emoticon atau emoji ini bisa dilihat pada laman Wikipedia.

Penggunaan emoticon Unicode menguntungkan bagi developer karena ia didukung hampir semua platform yang ada pada saat ini. Mulai dari Android, Windows, Linux, Mac, atau lainnya bisa menampilkan emot yang sama tanpa perlu mengonfigurasi ulang platform bersangkutan.

Mengapa Ada Simbol-Simbol Yang Bertentangan Dengan Nilai Islam?

Di dalam bahasa komunikasi, sebetulnya penggunaan simbol-simbol non Islami seperti Salib, lambang Yahudi, atau lainnya tidaklah bertentangan dengan Syariat Islam asal komunikasi yang dilakukan tidaklah bertujuan untuk menghina satu sama lain.

Unicode mengakomodir berbagaimacam karakter untuk memudahkan umat manusia berkomunikasi. Tidak hanya umat Islam saja yang membutuhkan komunikasi melainkan umat yang lain juga membutuhkannya. Untuk itu, simbol-simbol atau karakter-karakter non Islami juga dimasukkan pada Unicode.

Simbol-simbol dan karakter-karakter Arab yang Islami maupun yang bukan bisa ditemukan pada laman Wikipedia Arabic Script in Unicode. Pada block Unicode tersebut, kita bisa menemukan kaligrafi ‬  ‬  dan lain sebagainya terasuk karakter-karakter khusus yang kugunakan untuk membuat aplikasi penulis Arab pegon di Android. Lalu ketika umat agama lain menemukan kaligrafi itu pada gadgetnya apa kemudian merasa agamanya dihina oleh Orang Islam? Atau menganggap umat Islam telah melakukan konspirasi dengan developer unciode?

Unicode juga mengakomodir aksara Jawa yang bisa dilihat pada laman Wikipedia Javanese (Unicode Block). Dengan diterimanya akasara Jawa oleh Unicode membuat orang-orang yang masih mempertahankan budaya menulis aksara Jawa menjadi mudah untuk menulisnya di bermacam-macam platform. Kita bisa menulis ꧅ ꦙꦋꦈ tanpa perlu membuat gambar lalu menggunggahnya satu persatu. Hanya saja, saat ini platform Android belum mendukungnya. Saat ini, aku sedang mengajukannya pada Adnroid Development Central dan bisa dipantau melalui link berikut ini. Setelah pihak developer central menyetujui dan mengaplikasikannya pada Android maka nanti Aksara Jawa yang sudah masuk pada Unicode bisa digunakan pada Android.

Selain aksara Jawa, Unicode juga telah menerima aksara Bali, Banten, Madura, dan lain sebagainya. Jadi, Unicode fokus pada kebutuhan komunikasi. Tidak ada sentimen agama maupun golongan.

Mengapa Ada Simbol ‬  Ditulis Terbalik?

Sebetulnya itu bukanlah simbol Allah yang sengaja ditulis secara terbalik. Simbol ♍ digunakan untuk melambangkan Zodiak Virgo. Kita tidak bisa mengadili seorang yang membuat simbol mirip sebagai tindakan penjiplakan atau penistaan.

Seorang yang tahu sedikit mengenai aksara Jawa mungkin akan menganggap aksara Baybayin sebagai aksara jawa karena secara visual memang ada beberapa karakter yang mirip.

Bahasa memang rawan dipelintir ke arah simbolik tertentu atau menjadi sarana adu domba politik tertentu. Kita tidak bisa mengelak bahwa di Nusantara ini terdapat beranekamacam bahasa yang terkadang antara bahasa daerah yang satu dengan daerah lainnya maknyanya berlainan. Amis dalam bahasa Sunda punya arti ‘manis’, tapi dalam bahasa Jawa kata tersebut berarti ‘bau anyir’. Bujur dalam bahasa Batak Karo berarti ‘terima kasih’, namun orang Sunda memaknainya sebagai ‘pantat’. Lawang adalah sebutan pintu bagi orang Jawa, tapi kata ini berarti gila bagi masyarakat Palembang. Nah. Sekali lagi bersyukurlah negara maritim yang dipersatukan oleh laut ini dijembatani oleh sebuah bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

Jangan Mudah Berburuk Sangka

Buruk Sangka atau su’udlan merupakan larangan dalam syariat Islam. Namun nyatanya masih ada saja sebagian kecil umat Islam yang dengan sembrononya menggunakan teknik cocokologi untuk memuaskan nafsunya membuat sebuah kegaduhan dalam bingkai HOAX. Hal ini tentu sangat ironis, berniat membela Islam tetapi dengan cara yang sangat jauh dengan nilai-nilai Islam yaitu suka menuduh hal-hal buruk pada kelompok atau agama lain yang dianggap tidak sesuai dengan penafsirannya.

 

Ahmad Budairi
Ahmad Budairihttps://bloggersejoli.com/
Seorang Web developer yang suka menulis artikel di blog. Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (NU)

Bacaan Menarik Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Baru Terbit