Toxic relationship merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan yang tidak sehat dan akan menimbulkan dampak buruk pada fisik maupun mental. Sebuah hubungan yang baik akan membawa seseorang merasa aman dan nyaman bukan malah sebaliknya. Hubungan yang toxic biasanya terjadi pada sepasang kekasih, namun tak jarang hubungan tersebut terjadi pada keluarga maupun teman. Yuk kenali ciri-ciri toxic relationship dibawah ini.
Sering Berbohong
Kejujuran menjadi salah satu nilai penting dalam setiap hubungan. Ketika salah satu pasangan melakukan sebuah kebohongan dan berhasil disembunyikan, maka akan muncul kebohongan-kebohongan lain yang seringkali tidak masuk akal. Tidak jarang ketika kebohongan terungkap akan memicu pertengkaran.
Kebohongan yang berulang-ulang merupakan tanda bahwa salah satu atau keduanya harus berbohong untuk melindungi diri atau perasaan pasangan. Hubungan yang terlalu banyak kebohongan adalah hubungan yang toxic karena tidak bisa menjadi apa adanya di hadapan pasangan.
Cemburu Berlebihan
Hubungan yang dilakukan dengan saling percaya antara satu dengan lainnya merupakan hubungan yang sehat. Seseorang akan merasa dihargai oleh pasangannya ketika ia mendapatkan kepercayaan untuk menjalani aktivitasnya.
Namun, ada kalanya rasa cemburu datang menjadi bumbu dalam hubungan sepasang kekasih. Cemburu adalah hal yang wajar. Menjadi tidak wajar ketika cemburu terlalu berlebihan sehingga membuat pasangan tidak nyaman dalam melakukan aktivitasnya. Bahkan dalam kasus yang parah, cemburu buta dapat menghambat produktivitas dan pengembangan karir pasangan. Jika cemburu sudah menghambat aktivitas sehari-hari, hal ini sudah berlebihan dan membuat hubungan menjadi toxic.
Dikendalikan oleh pasangan
Dikendalikan oleh pasangan merupakan salah satu ciri-ciri toxic relationship. Pasangan biasanya akan meminta kamu untuk melakukan sesuatu dengan alasan “aku tau yang terbaik buat kamu”.
Terkadang mereka juga memaksa dan memberikan beberapa ancaman jika tidak mau menurut. Sikap posesif ini biasanya terjadi pada memilih pertemanan pasangan, cara berpakaian, dan lain-lain. Tidak jarang posesif juga merambah ke ranah pemilihan karir. Jika status hubunganmu masih dalam status pacaran, sebaiknya segera pertimbangkan apakah hubungan akan dilanjut atau tidak.
Sulit menjadi diri sendiri
Seseorang yang memiliki pasangan posesif sulit untuk menjadi diri sendiri. Mereka kesulitan dalam mengekspresikan seperti apa dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut terjadi karena adanya tuntutan dari pasangan yang terkadang membuat mereka tidak nyaman.
Tidak mendapat dukungan
Tidak mendapat dukungan dari pasangan juga merupakan salah satu ciri-ciri toxic relationship. Hubungan yang sehat adalah mereka yang saling mendukung satu sama lain. Jenis hubungan ini biasanya terjadi ketika mereka tidak ingin memiliki pasangan yang lebih unggul dari dirinya. Mereka menganggap bahwa pencapaian yang diraih oleh pasangannya merupakan sebuah ancaman. Persaingan bisa terjadi dalam dunia pekerjaan maupun prestasi belajar.
Umumnya terjadi perempuan. Patriarki yang masih sangat kuat membuat laki-laki merasa harus lebih unggul dari pasangannya sehingga dia melakukan penekanan agar pasangannya tidak melebihi dia. Biasanya hal ini dilandasi kekhawatiran perempuan akan membangkang ketika lebih unggul daripada laki-laki.
Terlalu memanjakan pasangannya
Mencintai pasangan sewajarnya merupakan salah satu hubungan yang sehat. Memberikan hadiah berupa barang atau tiket wisata sudah madalah hal yang wajar dalam sebuah hubungan asalkan sesuai dengan kemampuannya. Memberi di atas kemmapuan adalah red flag hubungan mulai tidak sehat.
Hubungan yang toxic cenderung sulit menolak untuk menghindari pertikaian. Selain barang, tidak jarang juga berusaha untuk memberikan tenaga serta waktu yang berlebihan untuk pasangannya.
Menerima kekerasan fisik
Tidak hanya kekerasan verbal, kekerasan fisik yang sering dilakukan oleh pasangan menunjukkan bahwa kamu masuk ke dalam hubungan yang toxic. Pasangan yang tidak sehat kerapkali meluapkan emosi atau menyelesaikan masalah dengan cara “main tangan”. Namun apapun masalahnya, menggunakan kekerasan fisik dalam menyelesaikan masalah sangat tidak dibenarkan.
***
Kita kerapkali tidak sadar jika memiliki hubungan yang toxic. Sesuatu yang normal dalam sebuah hubungan ketika dilakukan secara berlebihan akan membawa kita ke dalam toxic relationship. Sebelum hubungan kita semakin jauh, sebaiknya kenali terlebih dahulu seperti apa kepribadian pasangan, agar kita dapat terhindar dari hubungan yang toxic. Jika merasa hubungan yang dijalani mendekati toxic relationhip segera biacarakan dengan pasangan apa saja yang perlu diperbaiki di dalam hubungan. Sebaliknya, jika pasangan tidak bisa diajak untuk memperbaiki hubungan yang toxic, sebaiknya segera pertimbangkan untuk mengakhiri hubungan toxic ini.