Asuransi kesehatan menjadi salah satu jenis perlindungan asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan akibat sakit atau terluka, serta membayar biaya perawatan medis secara langsung.
Dengan kata lain, perusahaan asuransi mengganti pengeluaran medis mulai dari biaya bedah, obat-obatan, dan sejenisnya untuk tertanggung atau pemegang polis. Asuransi ini dapat mengganti pengeluaran medis akibat sakit atau terluka, serta membayar biaya perawatan medis secara langsung.
Meski begitu, banyaknya perusahaan asuransi yang menawarkan produk perlindungan kesehatan membuat sebagian orang bingung harus memilih yang mana. Sebab, setiap perusahaan menawarkan jenis pertanggungan dan pengecualian yang berbeda-beda pada masing-masing polis asuransi.
Dalam polis asuransi kesehatan, terdapat beberapa hal yang dimuat, seperti risiko penyakit yang ditanggung, manfaat asuransi yang diberikan. Besaran biaya yang ditanggung dan layanan yang diberikan asuransi kesehatan akan berbeda-beda, tergantung manfaat yang tertera dalam polis asuransi Anda.
Nah, salah satu brand asuransi kesehatan terbaik yang bisa dipilih adalah asuransi kesehatan AXA Mandiri, yaitu asuransi yang terkoneksi dengan jaringan rumah sakit hingga seluruh dunia.
Untuk mengetahui polis asuransinya, dapat kunjungi lifepal.co.id/media/polis-asuransi/.
Cara Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
Agar tidak salah pilih, maka perlu memahami asuransi kesehatan terbaik. Berikut ini beberapa cara memilih asuransi kesehatan yang bagus:
1. Jaringan rumah sakit luas
Pilih polis yang memiliki jaringan rumah sakit yang merata. Utamanya yang berdekatan dengan tempat tinggal, kantor, atau memiliki preferensi dokter tertentu.
Pasalnya, jika rumah sakit tidak masuk dalam jaringan perusahaan asuransi yang kamu pilih, proteksi asuransi kesehatan tidak bisa digunakan, meskipun bisa tapi tidak maksimal.
2. Sistem cashless
Pilih sistem klaim secara cashless, sehingga kamu tidak perlu susah lagi menyiapkan dana terlebih dahulu, terlebih dalam kondisi darurat.
Dengan klaim secara cashless kamu cukup membawa kartu polis asuransi untuk ditunjukkan kepada pihak rumah sakit yang sudah bekerja sama.
Akan tetapi, bukan berarti sistem pembayaran reimbursement tidak baik ya. Hanya saja, sistem cashless biasanya jauh lebih praktis meski memang bikin premi lebih mahal.
3. Plafon dan premi seimbang
Cari asuransi kesehatan yang menyediakan plafon dan premi seimbang. Maksudnya, jangan sampai premi yang dibayarkan tidak sebanding dengan limit yang diberikan serta manfaat yang didapatkan.
Jika sudah memiliki BPJS Kesehatan, kamu bisa memilih premi yang lebih rendah dengan menggabungkan dua manfaatnya, antara BPJS Kesehatan dengan asuransi kesehatan yang kamu miliki.
Pertimbangkan juga dengan besaran premi yang harus kamu bayarkan tiap bulannya. Idealnya, premi asuransi berkisar antara 5% hingga 10% dari total pendapatan per bulan.
Jika gaji kamu sebesar Rp 5 juta per bulan, artinya kamu bisa menyisihkan antara Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu per bulan, untuk tambahan asuransi kesehatan lain selain BPJS Kesehatan.
4. Prioritaskan rawat inap
Biaya kesehatan yang paling mahal biasanya mencakup biaya rawat inap. Oleh karena itu, prioritaskan manfaat rawat inap terlebih dahulu.
Pasalnya, ada juga asuransi kesehatan yang hanya mengcover rawat inap tanpa rawat jalan agar preminya bisa lebih terjangkau. Tapi, jika bujet kamu mencukupi untuk mendapatkan keduanya akan lebih baik lagi.
5. Skema limit yang menguntungkan
Pelajari limit perawatan atau plafon yang diberikan. Sebagai contoh, kamu bisa membandingkan dalam tabel berikut ini.
Skema Limit Asuransi Kesehatan | Skema Pertama | Skema Kedua |
Biaya Perawatan | Rp230 juta per tahun | Rp250 juta per tahun |
Biaya Tindakan | Rp10 juta per tahun | |
Biaya Konsultasi Dokter | Rp10 juta per tahun |
Dari tabel tersebut kamu bisa mempelajari perbedaan antara skema pertama dengan skema kedua.
Sebaiknya kamu memilih asuransi kesehatan dengan skema kedua yang tidak memberikan limit atau batasan untuk poin tertentu saja. Sehingga jika total limit yang diberikan masih ada, kamu tetap bisa mengklaimnya saat kamu sakit atau mengalami kecelakaan.
6. Masa tunggu singkat
Perhatikan juga masa tunggu penyakit yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi. Berbeda dengan BPJS Kesehatan yang tidak memiliki masa tunggu, sehingga penyakit bawaan atau penyakit yang sudah diderita pun bisa tercover.
Lain halnya dengan asuransi kesehatan yang dikelola oleh pihak swasta. Ada ketentuan tentang masa tunggu penyakit. Penyakit kamu tidak bisa diklaim jika muncul atau terjadi pada saat masa tunggu.
Sebaliknya, jika masa tunggunya sudah lewat atau terlewati, barulah bisa mengklaim sesuai dengan penyakit yang diderita.
Asuransi Kesehatan | AXA SmartCare | Sinarmas | Cigna | Allianz |
Executive | Sehat Gold | Premium Health Protection | SmartHealth Light Titanium | |
Jaringan Rumah Sakit | 490 | 500 | 800 | 1000 |
Masa Tunggu | 40 hari | 15 hari | 13 hari | Tidak Ada |
Dari tabel tersebut kita bisa membandingkan mana saja asuransi yang menerapkan masa tunggu, dan mana saja asuransi yang gak menerapkan masa tunggu (contohnya Allianz yang tidak memberikan masa tunggu).
Tentu saja lagi-lagi akan berpengaruh terhadap premi yang harus kita bayarkan. Jadi, pastikan untuk memilih dengan bijak mempertimbangkan banyak variabel yang ada dalam menentukan askes terbaik.
7. Premi asuransi kesehatan murni lebih terjangkau
Agar manfaat dari proteksi kesehatan yang kita dapatkan lebih maksimal, sebaiknya pilih asuransi kesehatan murni. Sehingga dari besaran preminya pun jadi lebih terjangkau.
Kembali lagi ke tujuan awal bahwa asuransi kesehatan adalah untuk memindahkan potensi kerugian finansial saat kita sakit atau mengalami kecelakaan.
Dengan begitu, jangan menggabungkannya dengan manfaat lainnya seperti untuk tabungan masa depan, atau bahkan untuk tujuan investasi. Sebab, tujuannya sudah berbeda, sehingga tidak akan mungkin bisa berjalan seiringan.
Jika kita sudah membagi premi antara asuransi dengan investasi, sudah pasti konsekuensi yang didapatkan adalah mengurangi manfaat dari asuransi itu sendiri. Selain itu, perlu diketahui, kita tidak akan mendapatkan hasil investasi yang maksimal.