Yak, mentang-mentang sedang pulang kampung ke kampung suami, pas homesick bikin blogpost tentang Salatiga. 😅
Trust me, Salatiga nggak ada duanya.
Ini nih 7 hal yang bikin kangen Salatiga
1. Angkot Dimana-mana, Ojek Bertebaran, Ojek Online Siap Siaga
Transportasi Publik di Salatiga tergolong sangat mudah. Angkutan kota nomornya mencapai belasan, rutenya sampai di pelosok kabupaten sebelah. Jaman belum diijinkan motoran sendiri, keberadaan angkot yang nyaman ini layaknya syurga. Diperjalanan aku bisa menulis satu tulisan singkat via hp, hal yang nggak bisa dilakukan saat motoran. Hahaha.
Males ngangkot? Ada ojek bertebaran. Jika sedang berada di daerah yang tak dikenal, sms Jeggboy, Ojek Online kebanggaan Salatiga, minta dijemput. Jika kelaperan dan lagi males ngapa-ngapain, sms ojek langganan, Delivery order makanan .😅
2. Akses ke Kota Mudah
Rumah Emak Mertua dan Ibu sama-sama di pinggiran. Ruma Ibu di Pinggiran Selatan Salatiga. Rumah Emak Mertua di Pinggiran Selatan Bojonegoro. Sama-sama pinggiran, tetapi akses ke Kota selisih satu jam an lebih.
Ya kan Salatiga kota Kecil. Yak, itulah poinnya. Karena kecil, akses kemana-mana dekat. 😅
Saat pulang kampung, untuk sekedar ambil uang ATM kami harus ke kota kecamatan, baca teliti ya, KOTA KECAMATAN, sekitar 15 menit motoran, itu pun hanya ada ATM bank rakyat yang sering eror. Tamatlah daku jika uang habis dan ATM satu itu eror. Hiks!
3. Administrasi Kece Badai
Tata ulang administrasi Salatiga makin kesini makin kece. KK, akte, KTP, KIA jika syarat terpenuhi, bisa didapatkan dalam seminggu dengan gratis. Nggak perlu bayar a sampai z. Terlepas dari antrian yang wow banget, apalagi antrian di kantor samsat. Hahahaha.
Anyway bedewe, tahun ini administrasi pemerintahan mulai bebersih dari pungli. Saat awal menerima kontrak proyek e office diknas, mas ipar mewanti-wanti jika kami harus siap-siap untuk iang amplop, uang makan, blah blah blah dan meminta kami agar tidak berharap lebih terhadap nilai besaran proyek sesuai kontrak. Tetapi, ternyata kami menerima uang sesuai dengan nilai kontrak tanpa potongan sepersen pun. Bahkan kami sama sekali nggak diminta untuk traktir makan saat masa-masa lembur melengkapi administrasi.
Moga seterusnya, yak. Kudoaakan pegawai makin berkah. 😅
4. Persaudaraan Sejuk, Sesejuk Cuacanya
Kondisi sosial masyarakat Salatiga bisa dilihat dari alun-alun Pancasila. Sebelah barat alun-alun adalah Masjid Darul Amal. Sebelah selatan gereja. Sebelah timur Kelenteng.
Alun-alun Kota pun acapkali digunakan untuk even keagamaan yang membutuhkan tempat luas.
Saat Idul Fitri, bertepatan dengan jadwal kebaktian gereja, Gereja menunda acara kebaktian sampai sholat ied di alun-alun selesai.
Saat peringatan Natal, acara dipusatkan di alun-alun Salatiga, begitu tiba saatnya untuk adzan shubuh, acara Natal istirahat sejenak sampai umat muslim menyelesaikan sholat shubuh di Masjid Darul Amal.
Its too touching ketika melihat harmoni masyarakat Salatiga. Itu hanya sedikit gambaran. Lain kali aku akan cerita tentang harmoni perbedaan dengan lebih lengkap. Tak salah jika Salatiga dijuluki Indonesia Mini.
5. Perpusda, Selasar, Alun-alun: Most Wanted Saat Bokek Melanda
Medio 2013, Salatiga mulai berbenah diri dengan mengembangkan fasilitas umum. Sebagai Peminjam Buku Garis Keras, aku pribadi sangat membanggakan keberadaan perpusda Kota Salatiga yabg bermetamorfosis menjadi tempat nongkrong yang nyaman.
Dilengkapi dengan Gazebo di Taman Belakang dan kantin dengan harga ramah di kantong, Perpusda menjadi tujuan refreshing ketika bokek melanda. Si K dolanan di area anak-anak yang menyediakan berbagai mainan dan buku anak, Abah dan Ibunya bisa selonjoran baca buku atau internetan, kemudian jajan di kantin dengan menu enak dan harga yang ramah. Mhuahahah.
Selepas dari Perpusda, bisa jalan-jalan sejenak di Selasar atau alun-alun Pancasila sembari menghirup udara yang sejuk di bawah pohon rindang.
Ah,semoga sejuk dan pohon-pohon yang rindang tetap terjaga sepanjang masa.
Kamu, apa yang membuatmu kangen dengan Salatiga?